JAKARTA, KOMPAS -
Saat kejadian dikabarkan banyak awak kapal tengah tidur. Menurut Duta Besar RI untuk Selandia Baru Agus Sriyono, Rabu (11/1), salah seorang dari tiga WNI yang terluka mengalami luka bakar terbilang parah dan tak sadarkan diri.
Kapal Jung Woo 2 mengangkut total 40 kru, tujuh orang di antaranya berkewarganegaraan Indonesia. Dilaporkan, insiden kebakaran hebat itu juga menewaskan tiga kru serta melukai beberapa orang lainnya.
Saat berita ini dibuat, kapal dikabarkan mulai tenggelam. Penyebab kebakaran sampai kini belum diketahui.
Beruntung saat kejadian, dua kapal nelayan lain tengah berada tak jauh dari lokasi. Mereka segera datang menolong.
”Korban luka bakar berat bernama Yant Sopacua (28). Kondisinya dikabarkan cukup parah dan perlu penanganan serius. Saya terus berkoordinasi dengan regu penyelamat,” ujar Sriyono.
Sementara itu, tambah Sriyono, dua korban berkewarganegaraan Indonesia lainnya luka ringan. Mereka adalah Sutisno (31) dan Domssi Sitaniapessy (23).
Para WNI di kapal itu bekerja sebagai pelaut. Empat WNI lain yang menjadi kru kapal nelayan itu adalah Victor Sopacua (38), Hartoyo (26), Feri Landu Alfonso (30), dan Maryanto (22).
”Semua awak kapal, baik yang selamat maupun luka, sudah dievakuasi kapal Amerika Serikat, Nathaniel B Palmer, yang di dalamnya punya fasilitas rumah sakit. Para korban dilarikan ke pangkalan McMurdo milik Amerika Serikat yang ada di perairan selatan,” ujar Sriyono.
Sriyono menambahkan, dalam sepekan awak kapal WNI akan tiba di Wellington. ”KBRI telah mempersiapkan berbagai bantuan dan asistensi yang diperlukan untuk membantu mereka setibanya di sini,” ujar Sriyono.
Lokasi kejadian berada di Laut Ross, sekitar 595 kilometer selatan pangkalan McMurdo. Kapal Jun Woo 2 dibuat tahun 1958 di Jepang dan dimiliki perusahaan Korsel, Sunwoo Corporation. Sebagian besar awaknya berasal dari Vietnam, selain Indonesia, Rusia, dan China.