Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Curiga Ada Pemalsuan Dokumen Tarlem

Kompas.com - 08/01/2012, 19:40 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Keluarga Tarlem binti Unus Tajeum (37) menduga ada pemalsuan dokumen atas tenaga kerja yang meninggal di Jordania tersebut. Pada dokumen Perusahaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang memberangkatkan Tarlem, tercantum usia Tarlem 31 tahun.

"Di situ (dokumen TKI) tertulis almarhumah kelahiran tahun 1980, padahal usia sebenarnya 37 tahun," kata Elly Anita, pendamping dari Migrant Care, kepada wartawan di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Minggu (8/1/2012).

Hal yang sama terlihat pada salinan paspor Tarlem. Pada paspor bernomor AN036442 itu, tertulis Tarlem binti Unus Tajeum lahir pada 10 Oktober 1980. Elly juga menunjukkan dokumen berupa kartu keluarga atas nama Awes bin Godil (44), suami Tarlem. Pada kartu keluarga tersebut, tercantum data kelahiran Tarlem di Subang pada 10 November 1968. "Enggak mungkin 31 tahun. Anak kami sudah berusia 20 tahun. Apa mungkin dia melahirkan waktu masih 10 tahun," kata Awes.

Dalam kartu keluarga bernomor 3313090904060248 itu, pasangan Awes dan Tarlem tinggal di Dusun Krajan, RT/RW 03/01 Kelurahan Sukahaji, Kecamatan Ciasem, Subang, Jawa Barat. Keduanya memiliki seorang putra bernama Wahyan Ilan bin Awes, kini berusia 20 tahun.

Awes menyatakan, istrinya berangkat ke Jordania tanpa membawa satu pun dokumen selain KTP. Ia menyebutkan, data pada KTP sama dengan yang tertera pada kartu keluarga. "Karena itu kami menduga ada pemalsuan dokumen yang dilakukan oleh pihak PPTKIS," kata Elly.

Tarlem merupakan TKI yang bekerja sebagai pembantu rumah di Hay Al-Kamiyah, Jordania. Ia diberangkatkan oleh PT Delta Rona Adiguna selaku penyalur tenaga kerja pada 13 April 2010. Tarlem diberitakan meninggal pada 24 November 2011. Keluarga baru mendapatkan pemberitahuan resmi pada 14 Desember 2011. Dalam pemberitahuan itu, tidak disebutkan penyebab kematian Tarlem. Awes, mengatakan, komunikasi terakhir dengan istrinya terjadi pada 13 November 2011.

Jenasah Tarlem tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Minggu pukul 15.00. Saat ini jenasah disemayamkan di ruang jenasah RSCM untuk menjalani otopsi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

    Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

    Nasional
    Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

    Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

    Nasional
    Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

    Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

    Nasional
    Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

    Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

    Nasional
    Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

    Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

    Nasional
    Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

    Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

    Nasional
    Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

    Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

    Nasional
    Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

    Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

    Nasional
    Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

    Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

    Nasional
    Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

    Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

    Nasional
    Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

    Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

    Nasional
    Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

    Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

    Nasional
    Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

    Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com