Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel: Perundingan dengan Palestina adalah Hal Positif!

Kompas.com - 02/01/2012, 17:23 WIB
M.Latief

Penulis

JERUSALEM, KOMPAS.com - Anggota kabinet senior Israel menyatakan, rencana pertemuan dengan negosiator Palestina setelah sempat tertunda selama 16 bulan merupakan satu langkah positif. Hanya, pertemuan kali ini bukan sebagai ajang pembaharuan negosiasi.

"Ini sesuatu yang positif," kata Deputi Perdana Menteri dan Intelijen, Dan Meridor, Senin (2/1/2012), kepada radio Israel.

"Ini pertama kali setelah penantian cukup lama yang juga telah dipersiapkan Palestina untuk bertemu dan berbincang dengan kami secara langsung, tanpa ada prakondisi," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Yordania, Nasser Judeh, Kamis (29/12/2011), mengatakan bahwa pimpinan perundingan dari Israel, Yitzhak Molcho, and pendampingnya, Saeb Erakat, bersiap berunding dan hadir dalam pertemuan empat mata. Mohammed Kayed, juru bicara untuk Judeh di kantor mengatakan, perbincangan tersebut menunjukkan upaya yang serius. 

Adapun berdasarkan keterangan Meridor, perundingan akan bertempat di Amman.

"Tapi kami tidak akan membuat deklarasi pada sidang paripurnanya," ujar Meridor. 

Ia mengatakan, Israel berharap perundingan itu akan menjadi inisiatif yang akan memungkinkan Palestina kembali bisa bernegosiasi.

"Ini sebuah perubahan, dan sebuah perubahan yang positif," ujar Meridor.

Seperti diketahui, perundingan digelar pada September 2010 lalu. Namun, saat itu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengabaikan tekanan internasional dengan mengakhiri pembekuan permukiman Yahudi pada Minggu (26/9/2010) tengah malam. Tetapi, ia mendesak Presiden Palestina Mahmoud Abbas tidak meninggalkan pembicaraan perdamaian sebagai protes.

"Saya meminta Presiden Abbas melanjutkan perundingan yang  baik dan jujur yang baru saja kita mulai dalam upaya untuk mencapai perjanjian perdamaian bersejarah di antara kedua bangsa," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan pada Senin pagi, seperti dikutip AFP, beberapa menit setelah mengakhiri 10 bulan moratorium pembangunan permukiman Yahudi.

Namun demikian, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, tetap pada posisinya. Ia mendesak Netanyahu kembali memberlakukan larangan pembangunan.

"Presiden Abbas ingin melanjutkan perundingan, tetapi Netanyahu harus mengambil keputusan untuk membekukan permukiman dalam rangka menciptakan suasana yang tepat untuk melanjutkan perundingan damai," kata juru bicara Abbas, Nabil Abu Rudeina, kepada AFP di Paris, saat itu.

Abbas memang telah berulang kali memperingatkan akan keluar dari pembicaraan perdamaian yang diluncurkan kembali awal bulan ini jika Israel kembali membangun permukiman di Tepi Barat yang diduduki. Namun, ia tampaknya agak mengendur, dengan mengatakan akan bertemu dengan para diplomat puncak Arab pada 4 Oktober sebelum memutuskan langkah berikutnya.

Pernyataan Netanyahu tidak secara langsung menyebutkan pelanjutan pembekuan permukiman, tetapi mengakui adanya kesibukan diplomatik yang ditujukan untuk menyelamatkan proses perdamaian yang baru saja dimulai lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com