Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asia Amankan Mata Uangnya

Kompas.com - 26/12/2011, 05:01 WIB

TOKYO, Minggu - Dampak dari krisis Eropa semakin dirasakan oleh Asia, di antaranya terlihat dalam fluktuasi nilai tukar dan masalah ketersediaan likuiditas. Bank Sentral Jepang dan India, misalnya, membuat perjanjian swap untuk menyediakan likuiditas jika krisis Eropa memukul Asia lebih dalam lagi.

Berdasarkan persetujuan tersebut akan ada swap dengan nilai total 10 miliar dollar AS, demikian dikutip oleh harian Nikkei, Minggu (25/12).

Currency swap atau sering disebut swap adalah transaksi atau kontrak untuk membeli atau menjual valuta asing lawan valuta (asing) lainnya. Transaksi itu akan terjadi pada tanggal tertentu sekaligus dengan perjanjian untuk menjual atau membeli kembali pada tanggal valuta berbeda di masa yang akan datang, dengan harga yang ditentukan pada tanggal kontrak.

Kedua negara akan resmi menandatangani perjanjian ini pada Rabu mendatang. Pertengahan pekan depan, para pemimpin kedua negara akan bertemu pada pertemuan tingkat tinggi bilateral.

Transaksi currency swap ini diharapkan akan membantu mendukung penguatan kurs rupee India. Kurs rupee terus tertekan terhadap dollar AS dan krisis Eropa telah membuat ekspor India juga tertekan. Semakin sedikit ekspor, semakin sedikit pula pemasukan untuk India sehingga ketersediaan dollar AS semakin langka, membuat kurs dollar menguat terhadap rupee.

Perjanjian swap dollar seperti ini serupa dengan perjanjian yang telah ditandatangani Jepang dan Korea Selatan pada Oktober lalu.

China-Pakistan

Tindakan serupa juga telah diambil China. Sabtu (24/12), China dan Pakistan menandatangani perjanjian swap. Bagi China, langkah ini merupakan langkah lanjutan agar mata uang yuan dapat semakin populer penggunaannya di luar negeri.

Beijing telah memperbolehkan yuan dipakai sebagai mata uang perdagangan dengan Hongkong dan beberapa negara di Asia Tenggara, seperti Thailand bahkan Argentina walaupun penggunaannya masih sangat terbatas. Langkah ini diharapkan dapat membantu ekspor China.

Bank Sentral China menyatakan telah sepakat dengan mitranya, Pakistan, untuk melakukan swap sebesar 1,6 miliar dollar AS untuk 140 miliar rupee Pakistan. Bank sentral menyatakan langkah tersebut akan meningkatkan investasi dan perdagangan. Sayangnya tidak ada rincian bagaimana uang hasil swap tersebut dapat digunakan.

Dengan kesepakatan seperti itu, bank sentral memiliki akses untuk mendapatkan mata uang mitranya. Tetapi, untuk bank komersial masih memerlukan penerbitan letter of credit (L/C) dan melakukan transaksi lainnya dalam mata uang yang sudah ditetapkan tersebut sebelum perusahaan dapat menggunakannya.

AS dan mitra dagangnya yang lain selalu mengeluhkan jika China terlalu ketat mengontrol kurs yuan sehingga yuan berada di bawah nilai pasar. Murahnya yuan membuat barang ekspor China menjadi murah. Di AS banyak perusahaan yang tidak sanggup melawan murahnya barang dari China sehingga harus menutup pabriknya karena order terus menurun.

Penggunaan yuan yang lebih luas akan mengurangi biaya untuk para pedagang China yang melakukan sebagian besar bisnisnya dalam dollar dan euro. Selain itu, perluasan penggunaan yuan juga dapat meningkatkan permintaan barang China untuk para pembeli asing yang memiliki mata uang yuan.

Beijing juga telah menciptakan pasar untuk obligasi berdenominasi yuan di Hongkong.

(AP/Reuters/joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com