Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo di Rusia Meningkat

Kompas.com - 26/12/2011, 04:55 WIB

MOSKWA, MINGGU - Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin yakin dirinya masih didukung mayoritas rakyat di ”Negeri Beruang Merah” itu. Keyakinan tersebut dia sampaikan lewat juru bicaranya, Dmitry Peskov, Minggu (25/12). Unjuk rasa besar-besaran kembali digelar menyusul aksi serupa Sabtu lalu, yang diikuti 120.000 demonstran.

Pihak keamanan memperkirakan jumlah peserta aksi unjuk rasa Minggu ini hanya mencapai kisaran 29.000 orang. Namun, oleh pengamat lain, aksi demo kali ini diyakini justru diikuti lebih banyak orang ketimbang demonstrasi dua pekan lalu, yang menjadi momentum bagi rakyat Rusia untuk menghapus tabu mengkritik pemerintah, terutama Putin.

”Sebagai politisi dan kandidat presiden, Putin masih didukung mayoritas rakyat Rusia. Kita harus menghormati pendapat mayoritas tersebut. Sebagai kandidat (calon presiden) di pemilu presiden 4 Maret tahun depan, dia (Putin) masih sangat kuat,” ujar Peskov.

Peskov lebih lanjut juga menyatakan, pemerintah mengakui aksi-aksi unjuk rasa yang belakangan ini terjadi dan akan menghormati posisi para pemrotes.

”Orang-orang itu, yang berunjuk rasa di jalanan, mereka adalah bagian yang sangat penting dalam masyarakat. Namun, jumlah mereka hanyalah minoritas,” ujar Peskov.

Gelombang aksi unjuk rasa besar-besaran, salah satunya digelar Sabtu kemarin di pusat kota Moskwa, dipicu kemarahan dan kekecewaan rakyat Rusia terhadap duo kepemimpinan Putin dan Presiden Dmitry Medvedev.

Rakyat Rusia yakin ada banyak terjadi kecurangan dalam proses pemilihan umum parlemen di negeri itu. Mereka mendesak hasil pemilu Desember lalu dibatalkan dan segera digelar pemilu ulang.

Hasil pemilu, yang diduga curang kemarin, memang memenangkan partai politik pendukung Putin. Persoalannya, dalam dua bulan ke depan Rusia akan kembali menggelar pemilu presiden.

Selain disinyalir terjadi banyak kecurangan dalam proses pemilunya, baik Putin maupun Presiden Dmitry Medvedev diduga secara diam-diam menerima aliran dana dari Barat.

Sementara itu dalam penilaian Yevgeny Gontmakher dari Centre for Social Policies di Economics Institute berbasis di Moskwa, berbagai aksi unjuk rasa besar sekarang bukan sekadar kemarahan yang lambat laun akan mereda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com