KOMPAS.com — Empat hari pasca-meninggalnya pemimpin Korea Utara Kim Jong Il, pihak Korea Selatan hari Selasa (20/12/2011) baru mengirimkan pernyataan belasungkawa. Meski begitu, pernyataan tersebut berisi pula harapan soal stabilitas kawasan. "Kami berharap Korut segera membenahi stabilitas. Dengan begitu, Selatan dan Utara bisa bekerja sama mencapai perdamaian dan kesejahteraan di Semenanjung Korea," kata Menteri Urusan Unifikasi Korsel Yu Woo-ik, sebagaimana Yonhap dan Xinhua menulis.
Sementara itu, Yu menambahkan, pihaknya memutuskan tidak akan mengirim delegasi untuk menghadiri pemakaman jenazah Kim Jong Il. Pasalnya, Korut sudah menegaskan tidak menerima delegasi asing pada saat penguburan Kim Jong Il, Rabu (28/12/2011) mendatang. Korut menetapkan masa berkabung sampai dengan Kamis (29/12/2011).
Saat ini, Pemerintah Korsel akan mengizinkan pejabat Pyongyang mengunjungi keluarga almarhum mantan Presiden Korsel Kim Dae-jung dan almarhum mantan Pemimpin Grup Hyundai Chung Mong-hun sebagai bentuk penghormatan kepada Korut yang telah mengirimkan delegasi saat pemakaman kedua tokoh tersebut di Korsel.
Janda mendiang Kim Dae-jung yang juga mantan ibu negara Korsel, Lee Hee-ho, menyatakan dirinya berharap pihak Pyongyang mengunjunginya. Bahkan, Lee Hee-ho menyuarakan isi hatinya itu sebelum Kim Jong Il wafat. Almarhum Kim Dae-jung tercatat sebagai sosok asal Korsel yang memperbaiki hubungan dengan Korut tatkala pergelaran kerja sama tingkat tinggi kedua belah pihak tahun 2000.