Dampak kerusakan yang ditimbulkan sangat mengerikan dan masih bisa terlihat dari sisa-sisa reruntuhan bangunan, bangkai-bangkai mobil yang terbalik, dan pohon-pohon tumbang yang terserak di berbagai lokasi bencana.
”Bencana ini sangat besar. Kami tidak pernah berpikir jumlah korban tewas sampai sebesar ini,” ujar Menteri Pertahanan Filipina Voltaire Gazmin, yang berencana langsung terbang ke Cagayan de Oro bersama para petinggi militer lain.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Alam Filipina Benito Ramos, pihaknya sangat membutuhkan pasokan peti mati dan kantong-kantong mayat dalam jumlah besar. Hingga kini, kapal-kapal penolong yang dikerahkan berupaya menyisir kawasan pantai untuk menolong para korban yang masih hidup setelah tersapu banjir sampai ke laut.
Dari laporan petugas penanggulangan bencana alam di lapangan, Teddy Sabuga-a, mereka berhasil menyelamatkan sedikitnya 60 orang yang sebelumnya terombang-ambing di lepas pantai dekat kota El Salvador. Padahal, para korban berasal dari kota Cagayan de Oro, yang terletak 10 kilometer arah tenggara dari El Salvador.
Salah seorang tokoh terkenal yang ikut menjadi korban adalah penyiar radio Enie Alsonado yang dikabarkan tersapu banjir saat teng ah menolong tetangganya.
Badan prakiraan cuaca Filipina mengatakan, badai Washi terjadi 12 tahun sekali. Badai itu kemarin membawa dan ”menggelontorkan” air hujan yang jumlahnya setara dengan total air hujan dalam sebulan, namun turun hanya dalam waktu setengah hari.(THE WALL STREET JOURNAL/AP/AFP/DWA)