Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belanda Ogah Jual Tank ke Indonesia

Kompas.com - 15/12/2011, 08:16 WIB

"Pasti akan berdampak. Apalagi di tengah situasi Papua yang lagi menghangat. Banyak kecurigaan di Indonesia bahwa ada elemen-elemen Belanda yang masih bermain di Papua sana yang mempersulit Indonesia dan pembatalan kunjungan SBY kemarin. Saya tidak terlalu tahu seberapa jauh dampak itu. Mudah-mudahan tidak terlalu jauh."

Lebih jauh, Salim Said mengomentari penolakan parlemen atas dasar situasi politik dan keamanan Indonesia yang tidak kondusif sebagai "hal yang ajaib". "Indonesia aman-aman saja," ujarnya.

Ekor Papua

Salim Said tidak setuju jika alasan pelanggaran HAM di Indonesia menjadi alasan penolakan penjualan tank. Itu masa lalu. Kalaupun sekarang ada, tidak lagi seserius masa lalu karena tentara sudah tidak terlibat.

"Bahwa ada pergolakan, ada demonstrasi tiap hari di berbagai kota, itu, kan, ciri khas dari sebuah demokrasi. Di Belanda pun sering terjadi begitu. Lagian, semua urusan demonstrasi adalah urusan kepolisian. Militer sudah menarik diri dari semua urusan keamanan dalam negeri dan dari campur tangan politik."

Menurut dia, ada kemungkinan informasi yang didapatkan Pemerintah Belanda tidak akurat. Memang benar saat ini terjadi pergolakan di Papua, tetapi ini seharusnya dilihat sebagai campur tangan Belanda.

"Sejak KMB (Konferensi Meja Bundar), Belanda selalu campur tangan terhadap integrasi Papua ke Indonesia. Ekornya sampai sekarang."

Sebanyak 60 tank ingin dibeli Indonesia dari Belanda. Perlukah sebanyak itu? Ya, menurut Salim. "TNI lemah sekali persenjataannya. Lama sekali tidak dilakukan pembelian. Ini tujuannya untuk upgrade, pembaruan. Kita tidak agresif, kita menjaga negeri kita. Demikian Salim Said kepada Radio Nederland.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com