Penurunan perolehan suara partai Vladimir Putin itu mencerminkan pergeseran opini publik terhadap sosok orang kuat Rusia itu. Rusia Bersatu dianggap sekadar sebagai kendaraan politik Putin untuk mempertahankan status quo dengan mengincar jabatan presiden untuk ketiga dan keempat kalinya.
”Berdasarkan hasil penghitungan suara ini, kita akan bisa menjamin pembangunan stabil negara kita,” ucap Putin singkat di hadapan para pendukungnya di markas besar Rusia Bersatu.
Maria Lipman, pengamat politik dari Carnegie Moscow Centre, mengatakan, kelas menengah Rusia yang bangkit dalam beberapa tahun terakhir tak puas dengan maraknya korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan rezim Putin.
”Rakyat takut ini bisa berlangsung terus-menerus sampai 12 tahun ke depan. Rakyat merasa dibodohi—segala sesuatu diputuskan sendiri (oleh penguasa) tanpa sekadar berpura-pura menanyakan apa pendapat rakyat,” tutur Lipman.
Putin dan lingkaran orang-orang terdekatnya praktis memimpin Rusia tanpa putus sejak Presiden Boris Yeltsin mengundurkan diri pada akhir 1999.