Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belasan Mata-mata AS Ditangkap

Kompas.com - 22/11/2011, 06:24 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com — Amerika Serikat mengalami kekalahan yang cukup signifikan setelah lebih dari selusin mata-mata yang bekerja untuk CIA di Iran dan Lebanon ditangkap, kata empat pejabat dan mantan pejabat AS yang terkait intelijen, seperti dilaporkan ABC News, Senin (21/11/2011).

Pemerintah AS khawatir mata-mata itu akan atau bahkan sudah dieksekusi. Mata-mata itu adalah informan yang direkrut CIA untuk jaringan spionase dengan target Iran dan organisasi Hezbollah yang berbasis di Beirut, Lebanon.

"Spionase merupakan urusan yang berisiko," kata seorang pejabat AS kepada ABC News, saat dikonfirmasi tentang informasi tersebut. Penangkapan para mata-mata itu terjadi selama enam bulan terakhir.

"Banyaknya risiko membawa kemenangan, tetapi ada juga yang menghasilkan sejumlah kegagalan," imbuhnya.

Menurut Robert Baer, mantan pejabat senior CIA yang pernah ditugaskan untuk menyelidiki Hezbollah saat ditempatkan di Beirut pada tahun 1980-an, kelompok Hezbollah biasanya mengeksekusi orang-orang yang dicurigai atau tertangkap basah menjadi mata-mata.

"Jika mereka benar-benar mata-mata, yang memata-matai Hezbollah, saya rasa kita tidak akan melihat mereka lagi. Mereka (Hezbollah) tidak akan mengampuni," kata Baer.

Bersamaan dengan keberhasilan Hezbollah mengidentifikasi jaringan CIA di Lebanon, agen-agen intelijen Iran juga berhasil mengungkap metode komunikasi yang digunakan mata-mata CIA di negara itu.

CIA belum memastikan jumlah orang mereka yang diringkus Iran. Bisa jadi jumlahnya lebih dari sepuluh, menurut seorang pejabat intelijen AS.

Terbongkarnya jaringan mata-mata CIA itu pernah diumumkan resmi oleh para pemimpin Hezbollah dan Iran. Namun, pengungkapan itu luput dari perhatian internasional.

Pada Juni 2011, pemimpin Hezbollah Sayyed Hasan Nasrallah mengumumkan bahwa dua anggota yang berkedudukan cukup tinggi di Hezbollah merupakan mata-mata CIA. Pihak berwenang AS pun mengambil kesimpulan bahwa jaringan mata-mata mereka di organisasi itu telah terbongkar.

Sebulan sebelumnya, Menteri Intelijen Iran Heidar Moslehi mengumumkan bahwa lebih dari 30 mata-mata AS dan Israel telah terungkap. Sebuah program televisi Iran bahkan menunjukkan sejumlah gambar halaman situs internet yang digunakan AS sebagai alat komunikasi rahasia dengan mata-matanya.

Pejabat AS mengatakan, orang-orang yang ditunjukkan televisi Pemerintah Iran itu bukan mata-mata mereka. Namun, situs-situs yang disebut sebagai alat CIA adalah akurat.

Sejumlah mantan pejabat intelijen AS mengatakan, perkembangan itu merupakan hasil kurangnya profesionalisme di tubuh intelijen AS. "Kita kehilangan tradisi spionase. Para petugas mengambil jalan pintas dan tidak ada yang bertanggung jawab," kata mantan pejabat yang masih menjadi konsultan intelijen AS itu.

Namun, para pejabat CIA berdalih, itulah risiko dunia intelijen. "Hezbollah adalah musuh yang sangat rumit. Kelompok ini dinyatakan sebagai grup teroris, pemain penting dalam politik, militer yang tangguh, dan memiliki operasi intelijen yang hebat dan tanpa ampun. Tidak ada yang meremehkan kemampuan mereka," kata pejabat AS itu.

Robert Baer yang sampai saat ini dianggap sebagai pakar Hezbollah punya pendapat lain. "Jika Anda kehilangan seorang aset, satu sumber, itu normal dalam spionase," ujarnya.

"Tetapi, bila Anda kehilangan seluruh jaringan, baik itu di Teheran maupun di Beirut, itu namanya bencana. Sebab, hal itu tidak harus terjadi. Dan, itu hanya bisa terjadi bila Anda salah menangani sumber," papar Baer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com