Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Borong Alutsista TNI

Kompas.com - 21/11/2011, 02:11 WIB

Secara doktriner kita tak akan mengokupasi wilayah negara lain, maka titik berat penggunaan alutsista TNI adalah di dalam negeri, kecuali dalam tugas perdamaian di bawah PBB. Oleh karena itu, tank ringan sejenis FV 101 Scorpion buatan Inggris, berbobot hanya 7,93 ton, kemampuan jelajah 640 km, kecepatan maksimum 87 km per jam, dan melalui persiapan khusus akan memiliki kemampuan amfibi, seharusnya jadi pilihan yang lebih tepat dan lebih bermanfaat untuk Indonesia.

Memang tidak salah jika TNI dilengkapi MBT, tetapi hendaknya tank jenis ini tidak dijadikan senjata utama bagi satuan kavaleri kita. Mengacu pada keterbatasan anggaran pun tampaknya pengadaan tank jenis ini belum jadi prioritas bagi TNI.

Kualitas personel

Mengembangkan kekuatan pertahanan secara kualitatif dan kuantitatif sekaligus merupakan hal ideal. Namun, dengan keterbatasan anggaran, sebenarnya muskil bagi TNI mengembangkannya bersamaan. Keterbatasan itu memberikan kita hanya dua kemungkinan pilihan dan penekanan: kualitatif atau kuantitatif. Secara rasional tentu memelihara dan meningkatkan kekuatan secara kualitatif merupakan pilihan dan aksentuasi tepat. Namun, bagaimanapun, rencana penjualan alutsista murah ini merupakan kesempatan emas yang tak boleh dilewatkan.

Penambahan sejumlah alutsista TNI (darat, laut, dan udara) secara signifikan ini pasti disusul penambahan personel yang lumayan besar. Maka, hal fundamental yang harus diperhitungkan TNI adalah kualitas personel yang akan mengawakinya. Untuk itu, ke depan, TNI harus siap dengan penambahan anggaran pendidikan, latihan, dan pemeliharaan yang tentu tidak kecil.

Kualitas prajurit tidak hanya ditentukan oleh kemampuan atau kompetensinya, aspek disiplin dan kesejahteraan pun sangat menentukan.

Dalam konteks ini perlu diingat bahwa: ”memiliki tentara dalam jumlah besar, tetapi kualitasnya di bawah standar—apalagi dengan alutsista yang tidak layak dioperasikan—selain hanya akan menjadi beban, juga mengandung bahaya sangat serius”.

KIKI SYAHNAKRI Ketua Bidang Pengkajian Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com