DEN HAAG, KOMPAS.com — Kepala Penuntut Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) akan pergi ke Libya dalam sepekan untuk membicarakan bagaimana dan di mana putra Moammar Khadafy, Saif al-Islam, akan dituntut menyusul penangkapannya.
Saif al-Islam, yang pernah dikatakan akan menggantikan ayahnya sebagai pemimpin Libya, ditangkap di padang pasir di Libya selatan oleh gerilyawan yang berjanji akan menahannya di kota Zintan hingga ada perintah kepada siapakah Saif akan diserahkan.
Menyusul penangkapan itu, ICC, yang telah mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Saif al-Islam dengan tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan, telah berhubungan dengan Kementerian Kehakiman Libya. Kepala Penuntut ICC Luis Moreno-Ocampo juga akan mengunjungi Libya dalam sepekan.
"Saya akan pergi ke Libya untuk membicarakan bagaimana kami mengatur masalah itu. Yang jelas, Saif akan mendapatkan keadilan. Di mana dan bagaimana, itu yang akan kami bicarakan," kata Moreno-Ocampo kepada wartawan, Sabtu (19/11/2011).
Seorang juru bicara pemerintah sementara Libya mengatakan bahwa Saif al-Islam sebaiknya diadili di negara itu ketimbang dikirim ke ICC di Den Haag. "Ini babak akhir dari drama Libya," kata Menteri Informasi Mahmoud Shamman. "Kami akan mengadilinya di Libya dan ia akan diadili dengan undang-undang Libya karena kejahatannya."
Saif, seperi almarhum ayahnya, didakwa melakukan kejahatan kemanusiaan oleh ICC karena perannya dalam pembunuhan demonstran setelah pemberontakan anti-Khadafy yang dimulai pada Februari tahun ini.
ICC memiliki hak untuk mengadili Saif al-Islam hanya jika Libya tidak ingin atau tidak dapat melakukannya. Hal tersebut disampaikan kelompok hak asasi manusia No Peace Without Justice dalam sebuah pernyataan.
Uni Eropa telah meminta Libya bekerja sama dengan ICC untuk mengadili Saif al-Islam, sementara NATO percaya bahwa Libya dan ICC akan menjamin keadilan bagi Saif.
Meski begitu, kelompok-kelompok hak asasi manusia menyampaikan kekhawatiran mengenai begaimana Saif al-Islam akan diperlakukan di Libya.
"Tampaknya pembunuhan dalam tahanan atas Moammar Khadafy dan putranya, Mu’tassim, pada 20 Oktober menjadi penyebab kekhawatiran akan perlakuan terhadap Saif al-Islam," kata Human Rights Watch dalam sebuah pernyataan.
Selain surat perintah penangkapan bagi Moammar Khadafy dan Saif al-Islam, ICC juga mencari mantan Kepala Intelijen Libya, Abdullah al-Senussi, dengan tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Juru bicara pemerintah sementara Libya, Shammam, mengatakan bahwa Al-Senussi akan ditemukan pada waktunya. "Kami akan mengejarnya hingga kami menangkapnya atau membunuhnya," katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.