Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyiksa TKW Lolos karena Imunitas Diplomatik

Kompas.com - 14/11/2011, 12:49 WIB

Prasad akrab dengan kasus-kasus semacam itu, dan mengatakan hal paling serius dalam masalah seperti itu adalah uang. Seorang diplomat Turki, misalnya, mengirim e-mail ke seorang pekerjanya bahwa selanjutnya ia hanya akan membayar 350 euro per bulan. Padahal di Jerman, gaji bulanan minimum untuk pekerja rumah tangga adalah 750 euro (Rp 9,2 juta).

Kasus yang lebih serius termasuk yang menimpat seorang pekerja rumah tangga untuk staf  Kedutaan Bangladesh. Pekerja itu mengajukan aduan bahwa kepalanya telah dipukul dengan kursi. Namun polisi menolak untuk menyelidikibya. Seorang warga Filipina diduga telah diperkosa berulang kali selama beberapa bulan. Saat majikannya sadar bahwa ia hamil, perempuan itu ditelantarkan di jalan. Gugatan untuk mendapatkan tanggung jawab dari si pria, sebagai ayah,  tidak berhasil.

Tidak hanya pria yang berlaku kejam. Seorang pekerja asal Filipina yang lain diminta oleh majikannya, seorang diplomat perempuan, untuk menemaninya dalam satu kunjungan ke rumah. Ketika tiba, kata Prasad, paspor pekerja itu diambil, dan majikannya mengatakan kepadanya bahwa selanjutnya ia akan merawat orang tuanya dengan bayaran 100 euro sebulan. Dalam kasus lain, seorang diplomat perempuan diduga telah memukul putrinya dengan kabel.

Tentu, relatif sedikit diplomat yang terlibat dalam kegiatan tercela seperti itu, kata Prasad, tetapi mereka semua tahu bahwa mereka tidak akan diapa-apakan. Sejumlah diplomat bersalah dalam kasus pelanggaran lalu lintas. Beberapa dari mereka ditangkap polisi saat berkendara dalam kondisi mabuk tetapi, meski menyebabkan kecelakaan dan cedera, mereka tidak harus bertanggung jawab.

"Ini masalah struktural," kata Petra Follmar-Otto dari Lembaga Hak Asasi Manusia Jerman. Lembaga ini pula yang membayar biaya perkara Dewi dan menuntut 70.000 euro sebagai kompensasi gaji yang tidak dibayar dan ganti rugi untuk rasa sakit dan penderitaan.

Namun Dewi sendiri, menurut Suddeutshce, mengatakan, dia tidak benar-benar peduli. Sejak kembali ke kampungnya di di Indonesia, dan dia tak mau bicara lagi soal apa yang pernah terjadi di Jerman. Laporan itu tidak merinci dari Indonesia bagian mana Dewa berasal dan kapan atau bagaimana ia bisa kembali ke Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com