Pagu pengadaan total alutsista, kata Pramono, mencapai 6,5 miliar dollar AS. Maka, setiap angkatan di TNI kini kembali meninjau rencana kebutuhan pembelian.
Pengamat pertahanan Kusnanto Anggoro mengatakan, memanfaatkan penjualan alutsista bekas dari Eropa merupakan sesuatu yang positif. Namun, harus dilihat apakah penjualan tersebut memiliki paket yang menguntungkan, seperti paket pemberian pelatihan penggunaan alutsista dan jaminan peningkatan (upgrade) alutsista.
Namun, Wakil Ketua Komisi I DPR Tb Hasanuddin secara terpisah di Jakarta mempertanyakan wacana pembelian alutsista bekas dari Eropa tersebut. Alasannya, hal tersebut tidak sejalan dengan kebijakan untuk memperkuat industri pertahanan dalam negeri.
”Ini tidak sesuai dengan komitmen bersama. Sebelumnya Presiden sendiri yang mengatakan, pembelian alutsista harus mengikutsertakan pembangunan industri pertahanan dalam negeri,” katanya, Jumat.(egi/atoEDN/WHY)