”Jelas bahwa ZANU-PF telah berusaha mengacaukan keadaan menjelang pemilu nanti. Hal ini amat jelas, dengan aksi kekerasan ini, kami telah digiring ke dalam sebuah skenario kekacauan yang berbahaya,” katanya.
Juru bicara polisi Zimbabwe, Oliver Mandipaka, mengatakan telah menerima laporan tentang adanya penyerangan itu. Meski demikian, pihaknya sedang mengumpulkan keterangan dari berbagai pihak. Dia tak mau berkomentar dan memberikan keterangan atas insiden itu.
Juru bicara pimpinan pusat ZANU-PF, Rugare Gumbo, mengatakan, ia belum mendengar kejadian itu. ”Tetapi, kami tidak terkejut terkait klaim yang menyebutkan bahwa ZANU-PF adalah salah satu penyebab kekerasan. Memang, seperti itulah yang selalu dituduhkan MDC selama ini,” katanya.
Pemerintah persatuan Zimbabwe terbelah konflik sejak dibentuk pada Februari 2009. Kabinet bersatu terbentuk setelah pemungutan suara putaran pertama yang disengketakan pada tahun 2008 karena tak satu calon meraih mayoritas mutlak. Sekitar 200 simpatisan MDC tewas.
Untuk mengakhiri pertumpahan darah, Tsvangirai menarik diri dari pemilu babak kedua melawan Mugabe, penguasa sejak tahun 1980. Perjanjian pembagian kekuasaan disepakati untuk memperkenalkan reformasi sektor keamanan demi mencegah terulangnya kekerasan. Mugabe dituduh gagal menegakkan kesepakatan.