Ciamis, Kompas -
”Dengan penemuan ini, korban berjumlah delapan orang. Sementara 3 awak kapal dan 47 imigran berhasil diselamatkan meski 23 orang imigran mengalami luka berat dan ringan,” kata Kapolsek Pangandaran Ajun Komisaris Sugiyanto di Pangandaran, Ciamis, Rabu.
Sebelumnya, kapal kayu penangkap ikan berukuran 2 x 7 meter mengangkut imigran tanpa identitas resmi dari Pakistan, Iran, dan Afganistan, tenggelam di perairan Palawangan, Kalipucang, Ciamis, Selasa (1/11) sekitar pukul 04.00. Diduga penyebab tenggelamnya kapal akibat kebocoran lambung kapal dan kelebihan penumpang.
Sugiyanto mengatakan, Ali Mufadi Afin (9) ditemukan di sekitar Pantai Legok Jawa, Kecamatan Cimerak, atau sekitar 2 mil dari tempat kejadian. Korban ditemukan mengembang oleh nelayan setempat yang sedang mencari ikan. Proses evakuasi dilakukan anggota Polres Pangandaran, Kepolisian Air dan Udara Pangandaran, sukarelawan dari Balawista Pangandaran, serta nelayan setempat.
”Kami mengharapkan nelayan pencari ikan terus melaporkan hal mencurigakan. Informasi mereka sangat berguna mencari korban yang hilang,” ujarnya.
Akan tetapi, Sugiyanto mengatakan, belum bisa menentukan jumlah total imigran yang menumpang kapal kayu berkekuatan 10 gross ton itu. Alasannya, tidak ada data tertulis yang menerangkan total jumlah imigran. Awak kapal yang dimintai keterangan pun tak bisa menerangkan jumlah imigran itu. Perkiraan sementara awak kapal berjumlah 55-70 orang.
”Tidak ada data jumlah penumpang membuat kami kesulitan menentukan berapa korban yang hilang. Namun, kami tetap mencari korban yang mungkin masih berada di laut,” katanya.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Bandung, Ani Hanafiah, mengatakan, kondisi cuaca di sekitar laut selatan Jawa Barat tak berbahaya. Namun, semua pelayaran harus waspada sebab hujan disertai petir masih terjadi di laut selatan Jawa Barat.