Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Militer Kenya Gempur Kelompok Al Shabaab

Kompas.com - 29/10/2011, 04:46 WIB

Kairo, Kompas - Wilayah Afrika Timur terancam terjerumus dalam peperangan besar lagi. Faktornya tetap problema internal Somalia yang tak kunjung selesai sejak jatuhnya rezim diktator Siad Barre tahun 1991.

Setelah invasi Amerika Serius pada awal tahun 1990 dan invasi Etiopia pertengahan tahun 2000, giliran pasukan Kenya yang masuk wilayah Somalia sejak 16 Oktober lalu.

Penuturan saksi mata, seperti dilansir radio BBC, sekitar 25 kendaraan lapis baja Kenya yang diperkuat pesawat dan helikopter tempur masuk wilayah Somalia Minggu (16/10). Pesawat dan helikopter tempur Kenya itu lalu menggempur sejumlah sasaran yang diduga basis gerakan radikal Al Shabaab di wilayah Somalia selatan.

Pasukan Kenya kini dilaporkan tengah menuju kota pelabuhan Kismayo di Somalia selatan yang merupakan benteng gerakan Al Shabaab.

Operasi militer Kenya itu hanya sehari setelah Pemerintah Kenya, Sabtu, mengumumkan akan memburu kelompok bersenjata yang kerap terlibat aksi penyanderaan warga Barat di wilayah Kenya ke wilayah Somalia. Kenya juga menutup perbatasannya dengan Somalia dan akan meninjau kembali kebijaksanaannya dalam menampung pengungsi Somalia.

Menteri Dalam Negeri Kenya George Saitoti menyatakan, wilayah Kenya kini mendapat ancaman bahaya teroris besar. ”Karena itu, kami akan memburu kelompok bersenjata dari gerakan radikal Al Shabaab, di mana pun mereka berada,” ujarnya.

Pernyataan Saitoti itu terjadi setelah dua pekerja kemanusiaan asal Spanyol diculik dari kamp pengungsi Daadab, Kenya Timur, dan dibawa ke wilayah Somalia. Kamp pengungsi Daadab menampung 450.000 pengungsi Somalia yang lari dari peperangan dan ancaman kelaparan di negerinya.

Sebelumnya, dua wisatawan wanita asal Inggris dan Perancis diculik kelompok bersenjata di sebuah kota wisata di Kenya. September lalu, seorang warga Inggris tewas dan istrinya disandera di sebuah kota wisata di Kenya.

Otoritas Kenya secara resmi menuduh gerakan Al Shabaab yang memiliki hubungan dengan Tanzim Al Qaeda terlibat dalam aksi penyanderaan warga asing di Kenya akhir-akhir ini. Namun, gerakan Al Shabaab membantah tuduhan tersebut.

Seiring dengan operasi militer Kenya ke Somalia itu, situasi keamanan di Somalia dan Kenya semakin buruk. Tak sedikit dari ratusan ribu pengungsi Somalia di Kenya diduga simpatisan gerakan Al Shabaab. Bahkan, warga Muslim Kenya juga tidak sedikit yang simpati atau malah menjadi anggota gerakan Al Shabaab.

Sementara itu, pemimpin Al Shabaab balik mengancam akan menyerang berbagai kepentingan Kenya di Somalia. (mth)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com