Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debut Skema Mobil Pertama di Thailand "Ditelan" Banjir

Kompas.com - 12/10/2011, 09:36 WIB

BANGKOK, KOMPAS.com – Debut program “Skema Mobil Pertama” yang diluncurkan Pemeirntah Thailand kemarin di arena pameran Bitec, Bangkok, dinilai oleh Bangkok Post kurang mendapatkan sambutan dari masyarakat. Padalah, setiap pembeli mobil pertama diiming-imingi pemotongan pajak sampai 100.000 bath, setara Rp29 juta.

Diberitakan, acara yang diikuti oleh 11 perusahaan mobil tersebut serta lembaga pembiayaan dan pejabat dari Kementerian Keuangan dan Pajak, tidak sesuai dengan harapan panitia. Pasalnya, penduduk Bangkok khawatir dengan banjir yang melanda kota tersebut saat ini.  

Dongkrak Penjualan
Program yang berlangsung setahun tersebut, diharapkan akan mendongkrak penjualan mobil di Thailand sampai 500.000 unit. Untuk itu, pemerintah rela kehilangan pendapatan dari pajak, sekitar 30 miliar bath atau Rp8,7 triliun.

Karena banjir, Perdana Menteri Thailand, Yingluck Shinawatra yang berencana membuka pameran, batal datang. Program ini diluncurkan sebagai realisasi janji Partai Pheu Thai saat kampanye pemilihan.

Benja Louichareon, Dirjen Pajak Thailand, megatakan, ia merasa program ini akan mendapat sambutan hangat. “Banjir hanya masalah jangka pendek,” jelasnya. Masyarakat Thailand akan berburu mobil akhir bulan ini.

Untuk menjadi peserta program, harus memenuhi pesyaratan, menjaga kepemilikan paling kurang lima tahun dan mobil yang dibeli mesinnya berkapistas di bawah 1.500 cc atau pikap (termasuk double cab) dengan harga tidak lebih dari satu juta bath.

Mobil Impor
Kendati secara resmi program sudah dimulai, Dirjen Pajak Thailand masih menunggu pengesahan dari kabinet untuk klausul lima tahun yang menyatakan, bila peserta tidak bisa menjaga kepemilikan selama periode tersebut, perusahaan pembiayaan berhak menjualnya.

Dilaporan pula, program ini telah komplain dari produsen mobil sub-kompak sementara persyaratan untuk mobil masih impor masih dipertimbangkan.

Untuk mempromosi program ini, Dirjen Pajak telah mengeluarkan biaya 60 juta bath (hampir Rp 17,5 miliar) dalam bentuk pameran mobil mini yang berlangsung selama 4 hari, dari kamarin sampai Jumat  besok.  

Tidak Naikkan Target
Nissan yan baru saja meluncurkan eco-car kedua, Almera dengan harga 559.000 bath  (Rp 162.110.000), pembelinya mendapat pengembalian pajak 84.000 bath (Rp24,3 juta), tidak menaikkan target penjualan. Penyebabnya, ya... banjir yang mempengaruhi pasokan. 

Dijelaskan pula, pemulihan akan berjalan cepat. “Menjelang akhir tahun setiap produsen akan sangat aktif dan bekerja keras memaksimalkan target,”  jelas Piengjai Kaewsuwan, Wakil Presiden Ralasi Pemerintah Nissan Nissan Motor (Thailand),  juga Presiden dari Thai Automobile Industry Association (TAIA). 

Menurut Wakil Perdana Menteri, Kittiratt Na-Ranong, pemerintah  menjalankan program ini untuk menopang ertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Kendati demikian, skema ini juga mendapat kritikan, dinilai sebagai cara gampang untuk  merayu pemilih.

Sementara itu, saat ini pemilik mobil di kota Bangkok, dipusingkan, berlomba menyelamatkan mobil mereka, mencari tempat parkir yang aman dari terjangan banjir.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com