Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Hadapi Nesat

Kompas.com - 29/09/2011, 20:11 WIB

KOMPAS.com - Selasa (27/9/2011) pagi, menjadi hari tak mengenakkan bagi kebanyakan warga Manila. Meski berbagai peringatan dini sudah didengungkan di mana-mana, detik-detik empasan angin dari topan Nesat yang menerpa kawasan itu benar-benar menjadi sesuatu hal yang mendebarkan.

Selain tiupan angin kencang, Nesat berkekuatan mendekati 170 kilometer per jam itu juga membawa hujan deras. Alhasil, kombinasi angin dan air itu memorak-porandakan Manila berikut beberapa provinsi seperti Albay, Isabela, dan Aurora. Sempat melintasi Pulau Luzon yang didiami hampir separuh penduduk Filipina, Nesat beranjak ke arah Hong Kong dan China. Data termutakhir menunjukkan, sedikitnya, di Filipina, 35 orang tewas dan 45 lainnya hilang lantaran topan tersebut.   Sampai kini, warga Filipina masih memulihkan dampak topan tersebut. Mereka membersihkan jalan, kawasan perumahan, dan berbagai tempat yang terlihat berantakan.

Sebelumnya, seperti dilansir AFP, Gubernur Provinsi Albay Joey Salceda sempat mengemukakan pendapatnya soal dampak topan. "Kita tidak bisa mengelola topan. Tapi, kita bisa mengatur dampaknya," kata gubernur yang sempat mengungsikan 100.000 warganya menjelang Nesat datang.

Selanjutnya, lain di Filipina, lain lagi di Hong Kong. Wilayah otonomi khusus pemerintah Republik Rakyat China (RRC) ini juga menjadi lokasi persinggahan Nesat. Meski banyak kegiatan mereka tertunda, kebanyakan warga Hong Kong mampu melewati gempuran badai itu dengan selamat. Salah satu kuncinya adalah bersikap waspada.

Angin sepoi

Hari masih pukul 08.00 pagi, pada Rabu (28/9/2011), tulis Christina Novita, salah seorang pembaca kompas.com yang tinggal di sebuah apartemen di Distrik Repulse Bay, Hong Kong. "Saya kebetulan baru saja pindah dari Jakarta, menetap di Hong Kong sementara," tulisnya.

Mengaku tengah belajar hal-hal baru di tempat tinggal barunya, Novita memang suda melihat peringatan soal topan Nesat. Di setiap pintu keluar, terpampang tulisan peringatan "Typhoon no.1 is hoisted".

"Angin sepoi-sepoi begini kok, masak mau ada topan?" tanya Novita dalam hati.

Lepas dari pertanyaan itu, Novita tetap beraktivitas seperti biasa. Saat kembali ke apartemennya di lantai 26, dirinya langsung mencari selebaran yang dikeluarkan sekolah tempat anaknya belajar, Hong Kong International School.

Memang, di selebaran itu sudah tercantum jelas langkah apa saja yang harus dilakukan kalau terjadi badai. Di Hong Kong, peringatan bahaya topan memang sudah tersusun mulai dari level 1, yang terendah, sampai dengan level 10, yang tertinggi. Peringatan itu sendiri dirilis oleh lembaga pemerintah terkait, Hong Kong Observatory.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com