JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah tak perlu panik menghadapi penolakan penjualan beras oleh Thailand. Masih ada Vietnam, India, dan Pakistan yang bisa diandalkan.
Demikian dikatakan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh, Kamis (29/9/2011) di Jakarta.
”Itu keputusan sepihak yang tidak wajar. Masih ada Vietnam yang pasokannya juga banyak. Kalau dari Vietnam masih kurang, baru ke India dan Pakistan,” katanya.
Dia menyebut langkah Thailand itu kurang simpatik dan akan menjadi preseden buruk bagi hubungan perdagangan dengan negara lain. ”Bagaimana bisa kita hormati kalau kesepakatan yang sudah diteken dilanggar,” ujar Deddy.
Sebelumnya, Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra mengatakan tidak mau menjual berasnya ke Indonesia karena harga penawaran beras oleh Indonesia terlalu rendah. Dalam perhitungan awal, Indonesia harus mengeluarkan anggaran sebesar Rp 1,2 triliun untuk mengimpor 300.000 ton beras.
Di dalam negeri harga beras terus naik. Harga beras rata-rata kualitas medium pada bulan September sebesar Rp 7.470 per kg, sementara bulan Agustus Rp 7.421 per kg. Kenaikan harga beras berlangsung sejak bulan Juli. Harga beras saat itu Rp 7.307 per kg naik dari harga di bulan Juni sebesar Rp 7.133 per kg.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.