Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

30.000 Orang Tewas karena Terorisme di Pakistan

Kompas.com - 28/09/2011, 09:10 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com — Lebih dari 30.000 warga Pakistan tewas akibat terorisme dalam satu dasawarsa terakhir, kata Menteri Luar Negeri negara itu, Hina Rabbani Khar, Selasa (27/9/2011). Ia meminta dunia internasional memberi kepercayaan yang lebih besar pada upaya pemerintahnya untuk memberantas terorisme.

Hina menyampaikan masalah Pakistan pada Majelis Umum PBB saat pemerintahannya menghadapi permintaan Amerika Serikat agar negara itu menindak keras kelompok Haqqani yang bermarkas di Pakistan, yang disalahkan dalam serangan di kedubes AS di Kabul. "Kami harus menunjukkan kesatuan sepenuhnya dalam barisan, menghindari saling tuduh, membangun kepercayaan yang lebih besar, dan yang lebih penting menghasilkan koordinasi operasional yang diperlukan dalam memerangi ancaman itu," kata Khar.

Khar mengatakan pada pertemuan puncak itu bahwa sangat sedikit negara yang rusak akibat terorisme sebrutal seperti yang dihadapi Pakistan. Menurut dia, di antara 30.000 warga Pakistan tak bersalah yang tewas dalam satu dasawarsa terakhir itu, 6.500 adalah tentara serta lebih dari 3.600 personel polisi dan paramiliter.

Khar menyoroti kematian mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto dalam serangan 2007. "Sejumlah politisi telah kehilangan anak, saudara, dan ayah di tangan teroris. Jalan-jalan kami dipenuhi pos-pos polisi bersenjata. Kami tidak dapat masuk taman, pusat perbelanjaan atau gereja, atau masjid kami tanpa digeledah," katanya.

Sesungguhnya, saat Khar berbicara di markas besar PBB, Gedung Putih telah memperbarui kecamannya pada Pemerintah Pakistan. "Pemerintah Pakistan perlu mengambil tindakan pada jaringan yang masih ada di sana," kata juru bicara Jay Carney yang menuduh jaringan Haqqani terlibat dalam serangan terhadap Kedutaan Besar AS di Kabul dan tentara nasional di Afganistan.

Aliansi Pakistan-AS dalam perang 10 tahun di Afganistan dan terhadap Al Qaeda memburuk tahun ini setelah serangan AS yang menewaskan Osama bin Laden di dekat Islamabad pada 2 Mei.

Dalam serangkaian perselisihan yang meluas, Washington menuduh badan intelijen Pakistan, ISI, terlibat dalam serangan 13 September di kedubesnya di Kabul dan serangan 11 September di markas NATO di Afganistan tengah. Gedung Putih minta agar Pakistan memutuskan hubungannya dengan jaringan Haqqani, yang didirikan bekas aset CIA, Jalaluddin Haqqani, dan sekarang dipimpin anaknya, Sirajuddin, yang bermarkas di Waziristan utara.

Kepala Militer Pakistan Jenderal Ashfaq Kayani, Senin, membatalkan kunjungan ke London saat Islamabad menolak tunduk pada tekanan AS yang meningkat untuk bertindak terhadap Haqqani. Pekan lalu, pejabat penting militer AS yang akan mengakhiri masa tugasnya, Laksamana Mike Mullen, menuduh Pakistan telah "mengekspor" ekstrimisme ke Afganistan dan memperingatkan kemungkinan aksi untuk melindungi tentara AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com