Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Dukung Palestina

Kompas.com - 20/09/2011, 02:33 WIB

London, Senin - Masyarakat dunia mendukung penuh kelahiran Palestina sebagai negara baru yang berdaulat sebab kemerdekaan itu adalah hak setiap bangsa. Namun, perundingan, pendekatan dialogis Palestina dan Israel, juga tetap sebuah keharusan.

Hasil survei BBC di 19 negara dan pendapat dari tokoh-tokoh dunia, Senin (19/9), mendukung Palestina menjadi negara yang merdeka serta berdaulat penuh. BBC menyebarkan survei terkait upaya Palestina tersebut.

Mereka mendukung Palestina mendapatkan hak itu dalam Sidang Umum Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang akan diajukan pada hari Jumat mendatang, 23 September.

Jajak pendapat itu menunjukkan, 49 persen responden mendorong kemerdekaan Palestina, 21 persen menolak, dan 30 persen abstain.

Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, Utusan Khusus untuk Timur Tengah dari kuartet (PBB, AS, Rusia, Uni Eropa), menyatakan, Palestina mempunyai hak merdeka dan berdaulat sebagai sebuah negara. Namun, dia mengatakan, perundingan dengan Israel harus dilakukan.

Palestina enggan berdialog dengan Israel karena selalu didikte Israel. Namun, Israel menilai perundingan justru digagalkan pihak Palestina. Padahal, perundingan kedua belah pihak menjadi salah satu syarat menuju Palestina merdeka.

”Hal yang akan kita cari dalam beberapa hari ini adalah sebuah jalan untuk meletakkan kembali tuntutan dan aspirasi rakyat Palestina menjadi negara merdeka dan berdaulat. Demi berdirinya sebuah negara perlu ada perundingan secara langsung antara Palestina dan Israel,” katanya.

Jimmy Carter mendukung

Mantan Presiden AS Jimmy Carter pun mendukung Palestina menjadi negara merdeka. Dia mendesak Presiden Barack Obama untuk tidak menggunakan hak veto di DK PBB terkait proposal Palestina, yang didukung Rusia, China, dan Liga Arab.

AS dan Israel menentang keinginan Palestina. AS justru mengancam akan memveto keputusan DK jika sidang memutuskan Palestina merdeka. Setahun silam, Obama pernah mengungkapkan keinginannya melihat Palestina merdeka di bawah panji-panji PBB.

Presiden Venezuela Hugo Chavez mengatakan akan mendesak PBB mengakui kemerdekaan Palestina. Rusia pun mendukung penuh hak Palestina.

Juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum, mengatakan, niat Presiden Mahmoud Abbas (dari kubu Fatah) untuk maju ke PBB adalah bagian dari taktik Fatah yang ditujukan untuk kembali ke meja perundingan dengan Israel. Namun, perundingan ini tidak akan mengikutkan Hamas.

Di sisi lain, tokoh senior Hamas, Khalil al-Hayya, mengatakan, Pemerintah Palestina seharusnya meminta pengakuan dari seluruh wilayah Palestina, termasuk Jalur Gaza, dan mengonfirmasikan hak untuk hidup dari seluruh rakyat sebelum maju ke PBB.

Perdana Menteri Hamas Ismail Haniya mengatakan tidak mendukung upaya Abbas sekaligus tak mau mengakui Israel. Hamas dan Fatah memang tidak akur.

(AP/AFP/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com