JAKARTA, KOMPAS.com- PTTEP, perusahaan minyak asal Thailand menilai, insiden tumpahan minyak di Montara pada 21 Agustus 2009 lalu terlalu kecil jika dibandingkan insiden tumpahan minyak Exxon Valdez Alaska dan Macondo Meksiko. Dari sisi kejadian, kasus Montara tidak menyebabkan pencemaran berarti.
Demikian diungkapkan Luechai Wongsirasawad, Wakil Presiden Eksekutif PTTEP Plc, Selasa (13/9/2011), saat media briefing di Jakarta. PTTEP adalah perusahaan minyak yang dimiliki Pemerintah Thailand, atau Pertamina-nya Indonesia.
Luechai menyampaikan presentasi berisi gambar yang menunjukkan kejadian ledakan di instalasi minyak lepas pantai di Macondo pada 21 April 2010. Sementara di Montara hanya tumpahan minyak, tanpa ledakan. Ia pun menunjukkan gambar yang kontras dampak tumpahan minyak pada perairan antara kasus Macondo dan Montara.
Pada kejadian Macondo, terlihat pesisir dipenuhi tumpahan minyak dan terdapat penyu mati. Sedangkan di Montara, ia menunjukkan foto bawah air yang berisi serombongan ikan yang masih berenang dengan bebas.
Dari sisi jumlah tumpahan minyak, ia menunjukkan kasus Macondo menyebabkan tumpahan 4,5 juta barel, Valdez 300 ribu barel, dan Montara 30 ribu barel. "Ini tumpahan yang kecil pada standar perusahaan minyak," ucap Luechai.
Didampingi dua stafnya yang difasilitasi Kiroyan Partners, ia menjelaskan lokasi Montara berada 310 kilometer dari Timor (Indonesia) dan 250 kilometer dari Mungulalu Truscott Airfield (Australia) atau 690 kilometer dari Darwin.
Dari sisi arus perairan, ia menunjukkan data tahun 2001 yang menjelaskan arus laut di Montara menuju ke arah barat daya menuju ke Samudara Indonesia. Karena itu, tumpahan minyak yang telah diberi cairan dispersal menjadi mengapung dan disapu ke Samudera Indonesia. Karena itu, ia menunjukkan ekosistem Mangrove di Semu dan Barat Daya Rote dalam kondisi baik.
"Mangrove sensitif terhadap pencemaran minyak. Tapi di situ tidak ditemui tumpahan minyak," ucap Luechai. Ia mengatakan PTTEP telah mengajak Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk meneliti dari sisi oseanografi dan Universitas Indonesia dari sisi ekonomi-sosial masyarakat untuk mengkaji dampak dari tumpahan minyak Montara.
Kasus Montara telah berlarut-larut sejak dua tahun lalu. Antara Indonesia dan PTTEP belum terdapat kesepahaman mengenai kasus ini. Rencana penandatantangan kesepakatan bersama beberapa kali mundur. Yang terakhir, penandatanganan direncanakan tanggal 6 September 2011, namun PTTEP minta diundur karena sedang dibicarakan dengan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral-nya yang baru. (ICH)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.