Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanjung Lesung Akan Jadi "Sentosa"-nya Indonesia

Kompas.com - 12/09/2011, 17:49 WIB

BANTEN, KOMPAS.com — Tanjung Lesung Resort (TLR) ingin dikembangkan menjadi kota resor. Banten West Java Tourism Development Corporation sebagai pihak pengelola TLR berambisi menjadikan TLR seperti Resort World Sentosa di Singapura.

"Tanjung Lesung Resort ini luasnya 1.500 hektar, tapi yang digarap baru 200 hektar. Kita punya garis pantai 15 kilometer dengan karakter tiap pantai beda-beda. Ada pantai dengan koral, ada pantai dengan pasir halus. Pantai-pantai di sini seperti Pantai Jimbaran, Pantai Kuta, dan Pantai Seminyak, ada di satu tempat. Kita mau kembangkan itu semua, mau seperti Sentosa di Singapura," kata Marketing Manager Banten West Java Tourism Development Corporation, Ivonne Anggraini, di Tanjung Lesung, Banten, Minggu (11/9/2011).

Pihaknya juga berharap TLR akan melebihi kawasan resor di Nusa Dua, Bali. TLR memang menawarkan kecantikan alam, yaitu pantai. Selain itu, kawasan tersebut juga dilengkapi dengan fasilitas akomodasi, seperti vila, hotel, dan camping ground. Belum lagi pilihan berbagai watersport di Beach Club, lapangan golf, restoran, dan outbond. Bahkan, beberapa titik di kawasan Tanjung Lesung cocok untuk kegiatan menyelam, snorkling, sampai surfing.

Namun, susahnya akses menuju Tanjung Lesung Resort sering kali menjadi kendala bagi wisatawan. Wisatawan asal Jakarta perlu menempuh perjalanan darat 4 hingga 5 jam. Ivonne menuturkan, masalah tersebut sebentar lagi akan terselesaikan.

"Di Banten Selatan akan ada bandara, rencananya selesai pada tahun 2015. Dari bandara, waktu tempuhnya hanya 15 menit ke Tanjung Lesung. Juga pembangunan Tol Serang Panimbang. Dengan adanya tol, suatu destinasi dapat berkembang. Contoh saja Bandung, dengan adanya Tol Cipularang, Bandung makin berkembang pesat," jelasnya.

Apalagi, lanjutnya, pemerintah berencana membangun Jembatan Selat Sunda. Ia mengatakan, karena akses transportasi melalui laut di Indonesia masih susah, dengan adanya jembatan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, kedua pulau tersebut dapat saling berkembang. Dengan adanya jembatan tersebut, katanya, Tanjung Lesung Resorts pun akan terkena imbas kunjungan wisatawan lokal maupun domestik.

Tanjung Lesung juga berada di jalur kapal pesiar asing. Kapal pesiar yang mau masuk ke Indonesia memang telah harus melewati jalur-jalur tertentu yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Di pelintasan Samudra Hindia menuju Australia, kapal-kapal pesiar yang masuk melalui Indonesia akan melalui Tanjung Lesung.

Posisi strategis ini ingin dimanfaatkan pihak pengelola TLR. Ivonne menuturkan, kawasan Tanjung Lesung akan dikembangkan menjadi kawasan marina. Selama ini pun, tuturnya, Tanjung Lesung menjadi favorit wisata kapal layar. Di TLR terdapat sailing club, yaitu akomodasi yang digemari para ekspatriat karena cocok untuk para penggemar kapal layar.

"Rencananya dalam master plan, Tanjung Lesung akan dibuat seperti Venice (Venesia) kecil, yang cocok untuk kapal cruise. Jadi seperti marina kecil saja," tutur Ivonne.

Ia mengatakan, potensi marina di Indonesia belum digarap, hal yang aneh mengingat Indonesia memiliki lautan yang luas. Oleh karena itu, pihaknya ingin menjaring potensi pasar kapal pesiar.

"Income dari marina padahal bisa sangat besar. Kami ingin kapal pesiar bisa mampir di Tanjung Lesung untuk isi bahan bakar, juga bisa menginap di sini, atau sekadar berbelanja," katanya.

Ia menuturkan, pembangunan TLR dengan memanfaatkan semua lahan Tanjung Lesung seluas 1.500 hektar untuk menjadi kota resor dimulai tahun 2012 dan rencananya selesai tahun 2020.

Selain wisata bahari, keunggulan lokasi Tanjung Lesung adalah dekat dengan Krakatau dan Ujung Kulon. Oleh karena itu, pihak TLR pun juga menjual paket wisata berupa tur ke Krakatau dan Ujung Kulon. Paket tur tersebut termasuk yang diminati oleh wisatawan Tanjung Lesung.

Seperti apa Tanjung Lesung yang menjadi kota resor ala Sentosa? Kita nantikan saja pada tahun 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com