Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khadafy di Lembah

Kompas.com - 07/09/2011, 02:11 WIB

Musthafa Abd Rahman

Tunis, Kompas - Mantan penguasa Libya, Moammar Khadafy, diduga kuat berada di Lembah Tagran, dekat perbatasan Libya dan Niger. Khadafy mendapat perlindungan dari suku Touareg yang punya hubungan baik dengannya. Demikian diberitakan harian Asharq Al Awsat, Selasa (6/9).

Diduga, Khadafy berada di wilayah itu untuk mencari jalur transit menuju Niger, kemudian Burkina Faso atau Afrika Selatan sebagai tujuan akhir. Sejumlah kantor berita asing memberitakan, Khadafy dan putranya, Saif al-Islam, sedang mempelajari permintaan suaka politik ke Burkina Faso yang telah menawarkan suaka politik kepada seluruh keluarga Khadafy.

Khadafy dikenal mempunyai hubungan baik dengan sejumlah pemimpin di Benua Afrika.

Konvoi kendaraan militer Libya dalam jumlah besar dikawal pasukan Niger saat memasuki Agadez, kota di Niger Utara, Senin malam. Konvoi kendaraan militer Libya itu berjumlah 200- 250 kendaraan. Namun, belum ada konfirmasi tentang keberadaan Khadafy dalam konvoi tersebut.

Kepala Keamanan Khadafy Mansour Dou bersama sejumlah perwira tinggi Libya diberitakan telah tiba di Niger hari Senin. Mansour Dou, sepupu Khadafy, telah menunggu sepekan di perbatasan untuk mendapatkan izin masuk dari Pemerintah Niger.

Diduga, Mansour Dou akan membahas izin transit Khadafy di negara itu dengan Pemerintah Niger. Namun, Niger hanya persinggahan sebelum menuju negara ketiga.

Ketua Dewan Militer Tripoli Abdul Hakim Belhaj, Minggu, mengatakan telah mengetahui tempat persembunyian Khadafy. Namun, Belhaj tidak menyebutkan tempat persembunyian tersebut.

Sumber-sumber militer Dewan Transisi Nasional (NTC), kini penguasa resmi Libya, menyebutkan, Khadafy berpindah- pindah antara kota Jufra dan Lembah Tagran.

Ada pertanyaan mengapa Khadafy belum ditangkap, meski lokasi persembunyiannya sudah diketahui. Menjawab itu, Belhaj mengatakan, NTC memiliki kamar operasi militer. ”Semua operasi besar harus dijalankan secara matang. Kami sudah merancang rencana penangkapan Khadafy,” kata Belhaj ke Al Jazeera.

Bani Walid dikuasai

Di sisi lain, pasukan NTC sudah memasuki kota Bani Walid secara damai. Hal itu terwujud setelah ada kesepakatan antara NTC dan tokoh-tokoh di Bani Walid, terletak sekitar 180 kilometer di tenggara Tripoli. Bani Walid dan sejumlah kota lain, seperti Sirte, Sabha, dan Jufra, masih berada di bawah kontrol loyalis Khadafy.

Juru runding NTC, Abdullah Kanshel, mengungkapkan telah tercapai secara prinsip antara NTC dan tokoh-tokoh di Bani Walid untuk memberi izin pasukan NTC masuk kota itu secara damai.

Perundingan berlangsung sejak pekan lalu dan sempat alot. Bahkan, perundingan sempat gagal dan pasukan NTC sudah siap untuk menyerang kota itu.

Sebelumnya, dua putra mantan penguasa Libya Moammar Khadafy, Saif al-Islam dan Saadi, diberitakan berada di Bani Walid. Namun, Ketua NTC Mustafa Abdul Jalil mengonfirmasikan bahwa dua putra Khadafy telah meninggalkan Bani Walid.

Abdul Hakim Belhaj mengatakan, pasukan NTC masih belum menyerang kota Bani Walid sampai saat ini. NTC menghindari pertumpahan darah di antara sesama warga Libya. NTC masih terus berusaha masuk kota Bani Walid secara damai.

”Jika perundingan gagal dan tak ada harapan, opsi militer terpaksa dilakukan. Pasukan NTC mampu menaklukkan Bani Walid dalam tempo beberapa jam saja,” katanya. Namun, pilihan ini tak menjadi prioritas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com