Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia, Oman, Libya, Afsel Rayakan Idul Fitri Hari Ini

Kompas.com - 31/08/2011, 10:45 WIB

Keputusan penetapan awal bulan hanya dilakukan berdasarkan kesaksian seseorang walau berdasar data hisab sebelum rukyat, hilal itu sebenarnya belum bisa dilihat. "Pemerintah Arab Saudi langsung menerima kesaksian seseorang yang melihat hilal, tanpa cek ulang terlebih dahulu," katanya.

Hilal yang diakui dilihat dan disahkan sebagai datangnya awal bulan ini disebut sebagai hilai syar'i. "Artinya, hilal yang dilihat sah secara syar'i (hukum agama), namun ditolak secara kelimuan," katanya.

Kondisi ini juga terjadi dalam penetapan 1 Syawal tahun ini. Secara teoretis, di Mekah pada Senin (29/8/2011) petang, sesaat sebelum Matahari terbenam, ketinggian hilal baru mencapai 44 menit derajat alias kurang dari satu derajat. Padahal, syarat penampakan hilal jauh lebih tinggi dari ketinggian hilal di Mekah kemarin.

Kriteria imkan rukyat yang dipakai di Indonesia yang mengacu kepada kesepakatan Menteri-Menteri Agama Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura mensyaratkan hilal dapat diamati jika memiliki ketinggian minimal 2 derajat dan jarak sudut hilal-Matahari minimal 3 derajat.

Sementara kriteria rukyat hilal ICOP yang dikembangkan oleh ilmuwan Yordania Mohammad Odeh mensyaratkan hilal dapat diamati jika mememiliki jarak sudut minimal 6,4 derajat dan ketinggian minimal 6 derajat untuk diamati dengan mata telanjang atau ketinggian minimal 4 derajat untuk diamati dengan alat bantu.

Perukyat dari Laboratorium Bumi dan Antariksa, Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia Judhistira Aria Utama di Bandung mengakui penetapan hilal di Arab Saudi memang seringkali menimbulkan kontroversi, termasuk dalam penentuan 1 Syawal tahun ini.

Ketinggian hilal di Mekkah saat Matahari terbenam Senin kemarin yang hanya 44 menit derajat hampir tidak mungkin bisa diamati dengan menggunakan peralatan apapun, apalagi dengan mata telanjang.

Putusan pemerintah Arab Saudi juga seringkali diprotes oleh Komunitas Astronom Yordania (Jordan Astronomical Society/JAS). Namun kuatnya otoritas kerajaan Arab Saudi membuat penolakan para astronom JAS tersebut kurang diperhatikan.

Sementara para astronom Arab Saudi seringkali dianggap tidak independen karena membenarkan kesaksian hilal yang secara teoretis tidak mungkin.

Ikut Arab Saudi Judhistira mengakui keputusan pemerintah Arab Saudi yang kontroversial itu banyak diikuti oleh negara-negara lain. Padahal, tidak ada ketentuan agama yang mengharuskan negara-negara diluar Arab Saudi harus mengikuti ketentuan Arab Saudi dalam penentuan awal bulan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Undang Jokowi-Gibran ke Rakernas, PDI-P: Sudah Langgar Konstitusi

Tak Undang Jokowi-Gibran ke Rakernas, PDI-P: Sudah Langgar Konstitusi

Nasional
Tak Ada Jokowi, PDI-P Undang 'Menteri Sahabat' di Pembukaan Rakernas

Tak Ada Jokowi, PDI-P Undang 'Menteri Sahabat' di Pembukaan Rakernas

Nasional
Pemerintah Ancam Tutup Telegram karena Tak Kooperatif Berantas Judi Online

Pemerintah Ancam Tutup Telegram karena Tak Kooperatif Berantas Judi Online

Nasional
MKD DPR Buka Opsi Panggil Anak SYL, Indira Chunda Thita yang Pakai Duit Korupsi Ayahnya untuk 'Skincare'

MKD DPR Buka Opsi Panggil Anak SYL, Indira Chunda Thita yang Pakai Duit Korupsi Ayahnya untuk "Skincare"

Nasional
16 Kloter Jemaah Haji Indonesia Gelombang 2 Tiba di Jeddah

16 Kloter Jemaah Haji Indonesia Gelombang 2 Tiba di Jeddah

Nasional
Soal Pilkada Jakarta, Demokrat Buka Pintu untuk Sudirman Said, Tutup Rapat untuk Anies

Soal Pilkada Jakarta, Demokrat Buka Pintu untuk Sudirman Said, Tutup Rapat untuk Anies

Nasional
Pemerintah Ancam Denda Platform Digital Rp 500 Juta untuk Tiap Konten Judi 'Online'

Pemerintah Ancam Denda Platform Digital Rp 500 Juta untuk Tiap Konten Judi "Online"

Nasional
Pertimbangkan Ridwan Kamil untuk Pilkada Jakarta, Demokrat: Anies Tak Masuk Radar Kami

Pertimbangkan Ridwan Kamil untuk Pilkada Jakarta, Demokrat: Anies Tak Masuk Radar Kami

Nasional
Skenario Sikap Politik Partai Banteng

Skenario Sikap Politik Partai Banteng

Nasional
Kala Prabowo Koreksi 2 Istilah Sekaligus, Makan Siang Gratis dan 'Presidential Club'...

Kala Prabowo Koreksi 2 Istilah Sekaligus, Makan Siang Gratis dan "Presidential Club"...

Nasional
Mencuat Usulan Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta dari Internal, PKS Segera Bahas

Mencuat Usulan Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta dari Internal, PKS Segera Bahas

Nasional
Pengusaha Tambang Gugat KPK Usai Jadi Tersangka di Kasus Gubernur Maluku Utara

Pengusaha Tambang Gugat KPK Usai Jadi Tersangka di Kasus Gubernur Maluku Utara

Nasional
KPK: Sekjen DPR Deklarasikan Diri Jadi Tersangka karena Gugat Praperadilan

KPK: Sekjen DPR Deklarasikan Diri Jadi Tersangka karena Gugat Praperadilan

Nasional
Pesawat Garuda Indonesia Pengangkut Jemaah Haji Rusak Lagi, Kemenag: Kita Tegur Keras!

Pesawat Garuda Indonesia Pengangkut Jemaah Haji Rusak Lagi, Kemenag: Kita Tegur Keras!

Nasional
Jokowi Beraktivitas di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

Jokowi Beraktivitas di Yogyakarta Saat PDI-P Gelar Rakernas di Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com