Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemberontak Merangsek ke Pusat Tripoli

Kompas.com - 22/08/2011, 08:52 WIB

TRIPOLI, KOMPAS.com -  Pemberontak Libya merangsek ke kota Tripoli, Minggu (21/8/2011), dalam sebuah upaya terakhir untuk menyingkirkan Moammar Khadafy. Mereka menduduki sejumlah bagian ibukota, termasuk Lapangan Hijau yang simbolis dan menangkap putra Khadafy yang paling berpengaruh, Saif al-Islam.

Ribuan warga kota itu turun ke jalan-jalan untuk menyambut para pemberontak. Mereka berkumpul di Lapangan Hijau yang lalu diganti namanya menjadi Lapangan Martir yang terletak di water front di pusat Tripoli. Jaringan televisi Sky News menunjukkan adegan orang banyak yang bergembira yang berkumpul di sana. Banyak dari mereka melambaikan bendera merah, hitam dan hijau yang merupakan bendera dari pasukan anti-rezim. Mereka menari dalam sukacita dan berteriak Allahu Akbar. Beberapa menembakkan senjata ke udara.

Banyak pria mengacungkan tanda "V", tanda kemenangan, dan berteriak "beritahu Moammar (Khadafy) dan putra-putranya bahwa Libya punya rakyat". Seorang koresponden Sky mengatakan, rakyat membakar poster-poster orang kuat Libya itu dan bendera hijau milik rezim Khadafy.

Adegan kegembiraan serupa juga disaksikan di Benghazi, yang merupakan benteng para pemberontak di timur negara itu. Di sana,  warga menari sambil bernyanyi dan mengumumkan akhir dari rezim tiran Khadafy.

Meski ada perkembangan terbaru semacam itu, Khadafy bersumpah untuk tidak menyerah, bahkan saat NATO mengatakan, rezimnya telah runtuh dan Inggris meramalkan "akhir sudah dekat" bagi pemimpin 69 tahun itu. Khadafy telah berada di tampuk kekuasaan negara kaya minyak di Afrika Utara itu selama hampir 42 tahun.

Saat para pemberontak berkoar-koar bahwa mereka akan mengambil kendali penuh Tripoli pada Minggu malam, Khadafy mengeluarkan perintah ketiganya untuk hari itu. Ia mendesak warga Tripoli untuk "membersihkan ibukota". Juru bicara pemerintah Libya, Mussa Ibrahim, mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa 1.300 orang telah tewas dalam serangan pemberontak di ibukota tersebut. Ia menggambarkan pertempuran itu sebagai "tragedi nyata". Namun tidak ada konfirmasi independen mengenai jumlah korban itu, ataupun indikasi langsung tentang pertahanan yang mungkin telah disiapkan untuk menghadang para pemberontak masuk ke Tripoli. Ibrahim menegaskan, rezim Libya "masih kuat dan ribuan relawan dan tentara siap untuk melawan" meskipun kenyataan di lapangan tampaknya bertentangan dengan omongannya.

Di Den Haag, Jaksa Penuntut Mahkamah Kejahatan Internasional Luis Moreno-Ocampo memastikan bahwa putra Khadafy, Saif al-Islam, telah ditahan. Mahkamah Kejahatan Internasional (ICC) beberapa bulan telah menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Saif atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan. "Saya telah menerima informasi rahasia yang menyatakan ia (Saif) telah ditangkap," kata Luis Moreno-Ocampo kepada AFP. "Kami berharap ia bisa segera berada di Den Haag untuk menghadapi proses pengadilan," katanya. Ia menambahkan, dirinya berencana untuk menghubungi pemerintahan transisi Libya segera.

Sebelumnya, ketua Dewan Transisi Nasioanl (NTC) pemberontak Libya, Mustafa Abdel Jalil, mengatakan kepada Al-Jazeera dari Benghazi bahwa dia mendapat informasi Seif al-Islam telah ditangkap. "Dia telah berada di tempat yang aman di bawah penjagaan ketat sampai dia diserahkan kepada pengadilan," kata Abdel Jalil tanpa menjelaskan kapan atau di mana putra Khadafy itu telah ditangkap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com