Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Asia Kurang Laku di Eropa

Kompas.com - 16/08/2011, 11:22 WIB

Ini berarti perawakan bukan satu-satunya yang menentukan laku tidaknya seseorang di pasar perjodohan Barat. Perangai orang bisa membuatnya menarik atau justru dihindari. Tingkat kecerdasan juga bisa memukau orang.

Sudah banyak penelitian dilakukan mengenai prestasi sekolah atau studi anak-anak adopsi Korea di dunia Barat. Prestasi sekolah mereka rata-rata baik. Tingkat kecerdasannya pun lumayan tinggi. Mereka disebut sebagai kisah sukses dunia adopsi. Di samping itu, dalam keseharian, mereka mudah menyesuaikan diri.

Pada 1970-1988, banyak pasangan Barat mengadopsi anak-anak dari Korea Selatan berdasarkan idealisme. Mereka ingin memperbaiki nasib anak-anak itu. Dalam kurun waktu itu, sekitar 4.000 anak Korea diadopsi orang Belanda. Pada tahun 1988, gelombang adopsi berhenti tiba-tiba. Menjelang pesta Olimpiade di Seoul, Pemerintah Korea ingin mengubah citra, tidak ingin dipandang sebagai negara pengekspor anak adopsi.

Anak-anak itu sekarang sudah dewasa. Dalam perjalanan hidup dan mencari kebahagiaan, mereka juga mencari pasangan. "Punya pasangan lebih baik karena secara emosional kita mendapat dukungan. Mungkin dari segi finansial juga lebih baik. Orang juga ingin menikah, ingin berkeluarga," tutur si peneliti. Ini ikut menentukan kebahagiaan orang. "Ini belum pernah diteliti," ujar Dijkstra. Ia sendiri dulu anak adopsi asal Korea.

"Pengalaman remaja sulit mencari cewek untuk diajak kencan berdampak terhadap kepercayaan pada diri sendiri. Itu pengalaman yang tidak menyenangkan," kata Dijkstra yang memaparkan hasil penelitiannya.

"Teman-teman bule saya begitu gambang dapat pacar," lanjutnya. Banyak pria Korea mendapat jodoh wanita Asia walau ada pula di antara mereka yang mendapat jodoh orang Barat.

Dijkstra masih ingin melengkapi penelitian seputar perkembangan anak adopsi asal Korea. Selain kisah sukses, masih banyak segi lain dalam kehidupan mereka yang belum dijamah oleh dunia penelitian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com