Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlu Pasukan Khusus Pengamanan Bantuan

Kompas.com - 15/08/2011, 03:04 WIB

Setelah pertemuan antara Ali dan Amos, Presiden Somalia Sheikh Sharif Ahmed mengeluarkan dekrit menyatakan Mogadishu dalam keadaan darurat, terutama di wilayah-wilayah kota ditinggalkan pemberontak atau militan Al Shabab. Dekrit ini melarang klan milisi dari daerah masuk ke kota dan memberikan yurisdiksi pengadilan militer untuk menangani kejahatan yang dilakukan di Somalia.

Kurus dan kurang gizi

Amos menyerukan peningkatan pasukan keamanan untuk mengawal konvoi distribusi makan. Amos terkejut setelah mengunjungi rumah sakit di Mogadishu, terutama ketika bertemu para pengungsi Somalia, yang meninggalkan rumah mereka di Somalia selatan agar bisa selamat dari kelaparan.

”Saya terkejut melihat banyak anak di rumah sakit yang saya kunjungi itu. Saya tak bisa membayangkan bagaimana rasanya menjadi orangtua dari anak-anak yang menderita kekurangan gizi, kurus kering, dan tinggal kulit membalut tulang,” katanya.

Amos mengatakan, amat penting membantu anak-anak ini dan keluarga mereka meski masalah keamanan masih sulit. PBB meningkatkan upaya bantuan di Mogadishu sejak militan Al Shabab mulai mundur dari kota itu.

Al Shabab pernah menguasai hampir seluruh Mogadishu dan kini masih menguasai sebagian besar Somalia tengah dan selatan. Kelompok itu mengawasi dengan ketat pengiriman bantuan untuk penduduk yang kelaparan. Mereka juga sangat tegas menutup akses bagi banyak badan bantuan internasional.

Al Shabab bahkan membunuh warga yang tidak mengikuti kehendak mereka. Al Shabab amat khawatir, jika warga terus mengalir ke pusat-pusat distribusi bantuan, mereka takkan kembali ke kampung asalnya. Warga adalah obyek kutipan pajak bagi kelompok ini.

Juru bicara Uni Afrika mengatakan, pihaknya telah menemukan kontainer berisi senjata milik militan. Tentara menghancurkan 137 peluru artileri di salah satu tempat di Mogadishu yang sebelumnya dihuni militan.(AFP/AP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com