Sebagian besar anggota kelompok militan Al Shabab sudah menarik diri dari Mogadishu akhir pekan lalu. Meski demikian, mereka masih terus menghalangi distribusi bantuan logistik dan mengancam akan melakukan serangan, seperti aksi bom bunuh diri.
Ancaman keamanan yang begitu nyata membuat Pemerintah Somalia mengharapkan adanya pasukan tambahan khusus untuk mengawal distribusi pangan. Saat ini, pasukan pemerintah dan penjaga perdamaian dari Uni Afrika memiliki 9.000 personel. Namun, pasukan ini mengaku tidak mengontrol semua ibu kota.
Bahkan, setelah kelompok militan keluar dari Mogadishu pun, pasukan keamanan itu tetap tidak sanggup mengontrol semua wilayah kota. Padahal, ada puluhan ribu pengungsi mengalir ke Mogadishu untuk mendapatkan pangan. Keamanan pengungsi dan petugas kemanusiaan amat terancam oleh para pejuang Al Shabab yang terus berusaha mencegah mereka ke pusat-pusat bantuan makanan.
Sekitar 3,6 juta warga Somalia kelaparan. Sekitar 12,4 juta warga Tanduk Afrika, termasuk Somalia, Kenya, Etiopia, dan Djibouti, terkena dampak kekeringan terburuk dan kelaparan hebat dalam 60 tahun terakhir ini. Puluhan ribu orang meninggal, termasuk 29.000 anak balita.
Keluarnya Al Shabab dari Mogadishu sebenarnya membangkitkan harapan bagi para petugas kemanusiaan. Kondisi itu dapat meningkatkan pengiriman bantuan setelah bertahun-tahun dicegah militan Al Shabab, sayap Al Qaeda di Tanduk Afrika.
Perdana Menteri Somalia Ali Mohamed Abdiweli ketika mengadakan konferensi pers bersama dengan Koordinator Bantuan Darurat PBB, Valerie Amos, merasa lega Al Shabab sudah keluar dari Mogadishu.
”Kami hari ini bertemu dengan Valerie Amos.... Kami telah membahas situasi kemanusiaan saat ini di Somalia dan cara terbaik yang dapat lakukan, yakni menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada warga yang menderita kelaparan,” kata Ali.
Ali menambahkan, ”Kami juga telah mengangkat isu membentuk pasukan khusus kemanusiaan, yang memiliki tujuan ganda. Pertama, untuk mengamankan dan melindungi konvoi distribusi bantuan makanan, lalu melindungi kamp-kamp pengungsi, serta menstabilkan kota dan memerangi bandit dan penjarah.”
Ali tidak mengungkapkan siapa yang akan membentuk pasukan itu. Bulan ini, pasukan pemerintah sempat terlibat baku tembak dengan pasukan Al Shabab karena menjarah bantuan di kamp pengungsi Badbaado, dekat ibu kota, yang disediakan oleh Program Pangan Dunia (WFP).