Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei: Budaya Kriminal Picu Kerusuhan

Kompas.com - 11/08/2011, 10:03 WIB

LONDON, KOMPAS.com Hanya delapan persen warga Inggris yang berpikir pemotongan anggaran belanja pemerintah telah memicu kerusuhan baru-baru ini. Kebanyakan warga menyalahkan kriminalitas dan budaya geng. Demikian menurut sebuah jajak pendapat yang dirilis pada Kamis (11/8/2011).

Inggris mencoba untuk menentukan faktor-faktor di balik kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang berkobar di London pada Sabtu malam, lalu menyebar ke kota-kota lain. Namun, warga Inggris menolak klaim yang menghubungkan kerusuhan yang disertai perampokan dan penjarahan itu telah didorong oleh program penghematan pemerintah.

Jajak pendapat yang dilakukan oleh YouGov untuk The Sun edisi Kamis itu menunjukkan, 42 persen warga Inggris menyalahkan perilaku kriminal sebagai sebab kekacauan tersebut. Sebanyak 26 persen menunjuk pada peningkatan budaya geng. Satu dari 20 orang percaya bahwa pengangguran merupakan penyebab utama kerusuhan, yang dipicu oleh kematian seorang pria yang dituduh sebagai pimpinan geng di London dalam sebuah operasi polisi. Angka yang sama juga menyalahkan kerusuhan itu pada ketegangan rasial.

Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan. suatu "serangan balik" telah dimulai pada Rabu saat ia memberi wewenang penggunaan meriam air untuk pertama kalinya di luar wilayah Irlandia Utara. Pemerintah koalisi yang dipimpin Partai Konservatif Cameron sedang mengawasi program-program pemotongan belanja publik demi menekan defisit.

Namun, kebanyakan rakyat Inggris tidak menyalahkan pemerintahan Cameron sebagai penyebab kerusuhan. Meski begitu, mereka mengecam respons Cameron dalam menangani krisis itu. Sebanyak 57 persen dari 2.534 orang yang disurvei pada Senin dan Selasa mengatakan, Cameron telah menangani krisis itu dengan buruk. Cameron dan Wali Kota London Boris Johnson sama-sama pulang lebih awal dari liburan mereka demi menangani kerusuhan itu, setelah tiga hari kerusuhan berlangsung. Warga tidak senang dengan Wali Kota London. Sebanyak 54 persen responden menilainya sebagai orang yang payah.

Simpati publik justru banyak ditujukan kepada polisi yang tampak tidak berdaya dalam menghadapi ribuan pemuda yang mengamuk. Jajak pendapat itu mengungkapkan, mayoritas mereka mendukung penggunaan gas air mata, pengejut elektrik, dan peluru plastik. Sepertiga responden bahkan mendukung penggunaan peluru sungguhan dalam menghadapi massa yang ganas seperti dalam kerusuhan tersebut.

Meskipun ada upaya-upaya dari polisi, hanya ada sedikit yang yakin bahwa para penjarah akan menghadapi pengadilan. Sebanyak 85 persen responden mengatakan, mereka percaya mayoritas para penjahat itu akan "lolos".

Dalam perkembangan lain kerusuhan di Inggris itu, yang kemarin memasuki hari kelima, tiga orang keturunan Asia tergilas dan tewas oleh sebuah mobil di Birmingham, Rabu, saat mereka membela komunitasnya dari para penjarah. Kondisi di kota London sendiri telah mereda setelah jumlah polisi meningkat, dari 6.000 personel menjadi 16.000 personel. Akan tetapi, kerusuhan itu justru menyebar ke kota-kota lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com