Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjarahan London, 160 Orang Ditangkap

Kompas.com - 09/08/2011, 07:46 WIB

Namun, polisi menepis anggapan, mereka gagal mengantisipasi kerusuhan dan tidak mempersiapkan diri. Steve Kavanagh, Deputi Asisten Komisioner Kepolisian London, mengatakan, prioritas utama adalah menjamin keselamatan pemadam kebakaran yang diserang pengunjuk rasa saat berusaha memadamkan api.

”Kami bukannya tidak siap. Prioritas diberikan pada hal yang berisiko terbesar,” ujarnya.

Cedera

Sembilan polisi cedera akibat kerusuhan dan penjarahan yang berlanjut pada Minggu malam hingga Senin dini hari. Namun, skala kerusakan yang terjadi lebih kecil dari kerusuhan di Tottenham malam sebelumnya.

Penjarahan pada Minggu malam terjadi di wilayah utara, timur, dan selatan London. Sekitar 50 pemuda juga merusak pertokoan di Oxford Street, salah satu pusat perbelanjaan di pusat kota London.

Di Brixton, wilayah selatan kota, api menghanguskan toko peralatan olahraga dan perusuh menjarah televisi dengan memecahkan jendela toko elektronik. Jendela restoran cepat saji McDonald’s dan KFC hancur berantakan dan penuh grafiti.

Warga Tottenham mengatakan, kerusuhan Sabtu malam membuat wilayah itu tampak seperti setelah dijatuhi bom oleh pasukan Jerman pada Perang Dunia II. Rumah tinggal, apartemen, dan pertokoan hangus terbakar. Kantor penjualan tiket klub sepak bola Liga Primer Inggris, Tottenham Hotspur, juga hancur berantakan.

Tottenham adalah salah satu daerah dengan tingkat pengangguran tertinggi di Inggris. Kawasan itu juga punya sejarah panjang ketegangan rasial antara kaum muda berkulit hitam dan polisi, yang dianggap bersikap sok kuasa dengan mengadakan razia mendadak.

Salah satu kerusuhan terbesar di Inggris terjadi di wilayah itu tahun 1985. Petugas polisi Keith Blakelock diserang hingga tewas di Broadwater Farm dalam kekerasan yang dipicu tewasnya seorang warga saat razia polisi.

Warga setempat mengatakan, kemarahan berkembang akibat kelakuan polisi. ”Saya tinggal di Broadwater Farm selama 20 tahun, dan selama itu pula polisi selalu berprasangka buruk kepada warga kulit hitam dan keturunan Turki,” ujar seorang pekerja sosial keturunan Turki berusia 23 tahun yang menolak disebut namanya.

Anggota parlemen lokal, David Lammy, mengatakan, sebagian besar tersangka yang ditangkap berasal dari luar wilayah itu dan mereka mengorganisasikan kerusuhan ini lewat jejaring sosial.

”Kekerasan yang terjadi bukanlah kerusuhan, tetapi serangan terhadap komunitas Tottenham, yang diorganisasikan lewat Twitter,” tulis Lammy di harian Times. (Reuters/ap/AFP/was)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com