Dalam wawancara dengan Wall Street Journal, Yingluck juga membantah akan menerapkan sistem nilai tukar mata uang yang dikendalikan. ”Kami akan terus membiarkan (nilai tukar) baht mengambang secara bebas,” kata Yingluck, Rabu.
Sebelumnya, kepala penasihat ekonomi Pheu Thai, Suchart Thadathamrongvej, mengatakan, Thailand seharusnya mengadopsi sistem nilai tukar mata uang yang terkendali seperti dilakukan China dan Singapura. Pernyataan Suchart, yang digadang-gadang menjadi menteri keuangan dalam kabinet Yingluck itu, langsung memicu kekhawatiran investor akan independensi Bank Sentral Thailand.
Kekhawatiran terhadap ancaman inflasi apabila Yingluck menjalankan semua janji-janji kampanyenya juga makin nyata. Salah satu program yang membuat para pengusaha khawatir adalah janji menaikkan upah minimum pekerja menjadi 300 baht (Rp 84.000) per hari, atau naik hampir 90 persen dari upah minimum regional saat ini.
”(Kemungkinan) terjadi dua hal, yaitu penghasilan pengusaha akan turun atau pengusaha akan menaikkan harga dan menyebabkan inflasi. Ini akan membuat Anda (terjebak) masuk dalam spiral upah-harga,” tutur Richard Han, CEO Hana Microelectronics Pcl.