Masalah ini mendapatkan liputan besar-besaran dari media Australia, dan departemen pertanian serta kalangan industri peternakan Indonesia sudah menyesalkan praktik-praktik kekejaman tersebut, dan akan melakukan penelitian lebih lanjut untuk menghentikannya.
Akan tetapi, seorang anggota DPR yang dikutip mengatakan bahwa ini semua adalah ”masalah politik dalam negeri Australia”. Ini mungkin benar bahwa perang opini yang terjadi sekarang adalah antara mereka yang menyayangi binatang dan industri peternakan yang khawatir dengan masa depan industri mereka.
Namun, mereka sangat memerlukan ”pertolongan” dari konsumen terbesar mereka, Indonesia. Dengan jumlah 500.000 ternak yang dikirimkan ke Indonesia setiap tahunnya, jumlah pekerja yang terlibat di Indonesia pasti mencapai ribuan orang.
Bayangkan bila nantinya ekspor sapi potong ini dihentikan sama sekali. Australia sudah melakukan hal yang sama terhadap Mesir dan Arab Saudi, dan tidak mungkin hal tersebut terjadi lagi dengan Indonesia. (L Sastra Wijaya, koresponden Kompas di Adelaide, Australia)