Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korut: Perang atau Pulangkan Pembelot

Kompas.com - 17/06/2011, 16:58 WIB

SEOUL, KOMPAS.com — Pihak berwenang Korea Selatan, Jumat (17/6/2011), menolak permintaan Korea Utara untuk mengirim pulang sembilan pengungsi asal negara komunis itu. Tiga pria, dua wanita, dan empat anak melintasi perbatasan Laut Kuning, Sabtu lalu, menggunakan dua perahu kecil.

Palang Merah Korea Utara (Korut), Kamis, memperingatkan bahwa hubungan bisa memburuk jika pihak Korea Selatan (Korsel) tidak segera memulangkan mereka.

Sementara itu, Seoul memiliki kebijakan untuk menyetujui semua warga Korut yang ingin tetap tinggal di Korsel. Namun, mereka akan memulangkan warga yang tersesat atau tanpa sengaja memasuki perbatasan laut.

"Karena kesembilan warga Korut ingin membelot, sesuai hasil penyelidikan oleh badan-badan terkait, pihaknya akan melakukan penanganan sesuai keinginan para warga tersebut bahwa mereka ingin bebas," kata Palang Merah Korsel dalam pesannya kepada Palang Merah Korut.

Pesan itu disampaikan dalam sebuah pernyataan dari Kementerian Unifikasi Korsel. Kedatangan perahu yang membawa para warga Korut pada Februari lalu menimbulkan konflik selama berminggu-minggu.

Perahu itu hanyut dan mungkin secara tidak sengaja memasuki perbatasan Laut Kuning akibat kabut tebal. Seoul memulangkan 27 dari 31 orang di perahu itu, tetapi menolak menyerahkan empat orang lainnya seraya mengatakan bahwa mereka bebas memilih untuk tetap tinggal di Korsel.

Pyongyang mengecam keras kebijakan Korsel. Mereka juga mengancam agar keempat orang yang diizinkan tetap tinggal di Korsel itu segera dipulangkan. Hal ini disampaikan melalui imbauan-imbauan dari keluarga-keluarga para pengungsi tersebut.

Insiden terbaru itu makin memicu ketegangan di antara dua Korea setelah Korut pada bulan lalu mengumumkan bahwa pihaknya membatalkan semua kontak dengan pemerintah konservatif Korsel.

Militer Korut mengancam akan melancarkan serangan untuk memprotes tindakan pasukan Korsel. Laporan-laporan media menunjukkan, Korsel mengerahkan rudal-rudal yang dapat menghantam ibu kota Korut, Pyongyang, dekat perbatasan yang kini mengalami ketegangan.

"Pengerahan rudal-rudal antarpermukaan, yang dikenal sebagai Sistem Rudal Taktis Militer (ATACMS) dilakukan untuk menanggapi ketegangan yang meningkat baru-baru ini," kata kantor berita Yonhap dan surat kabar Dong-A Ilbo.

Akan tetapi, seorang pengamat mengatakan, peristiwa pembelotan itu tidak akan meningkatkan ketegangan hubungan di antara kedua negara.

"Korut tidak dapat membantu, kecuali menuntut pemulangan mereka seperti yang biasa mereka lakukan. Negara itu akan menerima kondisi ini karena sembilan orang tersebut datang ke Korsel atas keinginan mereka sendiri," kata Kim Yong Hyun dari Universitas Digguk Seoul, Kamis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com