Kepala Penelitian dan Pengembangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dodo Gunawan menyampaikan hal itu, Rabu di Jakarta. ”La Nina sudah berjalan selama 12 bulan dan sudah mencapai akhir dari periode umum suatu kejadian anomali cuaca ini,” katanya.
Berakhirnya periode La Nina, menurut Dodo, berarti kondisi cuaca akan mengarah ke normal. Selama ini, kemarau basah di Indonesia yang ditandai oleh musim hujan nyaris sepanjang tahun disebabkan oleh La Nina.
Indikasi berakhirnya La Nina, kata Dodo, terlihat dari indeks ENSO (El Nino-Southern Oscillation), yaitu penyimpangan suhu permukaan laut (SST) dan indeks osilasi selatan (SOI) yang menuju ke arah normal. Bulan Mei 2011 merupakan musim pancaroba atau titik awal perubahan dari kondisi La Nina ke kondisi normal.
Pada kondisi normal, curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia akan berada dalam kondisi rata-rata, tidak terlalu basah sebagaimana tahun 2010, tetapi tidak terlalu kering.
”Untuk daerah timur yang biasanya curah hujan rendah, akan tetap rendah,” katanya.
Dodo mengingatkan agar petani mulai mengantisipasi kembalinya cuaca ke kondisi normal. ”Jangan terjebak dengan anomali cuaca tahun lalu yang masih hujan sepanjang tahun,” katanya.
Dia mencontohkan, untuk petani tadah hujan sebaiknya tidak mencoba menanam padi yang membutuhkan air banyak karena mulai bulan Juni sudah memasuki kemarau.
”Sebaiknya petani berpatokan pada pola cuaca normal sebelum tahun 2010,” kata Dodo.