Di bagian lain, Ficky Fahreza menangkap fenomena percakapan orang di Jakarta, baik dialog langsung maupun via dunia maya seperti Twitter. Lewat karya bertajuk Tweet Talk, tergambar beragam percakapan orang, termasuk yang mengundang tawa.
Beberapa dialog yang disajikan Ficky: ”no women no boy! No women nongkrong”; ”Tp byk alay, bli chitato, minta cheese paste gt dr hotdog yg free, bli aqua gelas, trs nongkrong seenak jidat”; ”best couple of the year. Pending&macet. Long last, I hope”.
Indra Ameng, kurator pameran, mengatakan, pameran ini mengangkat isu-isu perkotaan yang dihadapi masyarakat sehari-hari.
”Begitu akrabnya orang dengan isu ini sehingga kita menjadi kebal. Mahasiswa yang ikut dalam pameran ini mencoba mengangkat persoalan yang sudah terlalu sering terjadi di sekitar kita,” tutur Ameng.
Karya yang dipamerkan ini merupakan gambaran kota yang masih berkubang dalam persoalan yang itu-itu saja. Sementara masyarakat yang menghidupi kota ini semakin kreatif menciptakan aneka solusi hingga gaya hidup baru.