KOMPAS.com — Trik paling gres kini jadi andalan baru rezim Presiden Suriah Bashar al Assad. Tipu daya itu adalah pemadaman aliran listrik, telepon, dan pasokan air bersih. Menurut warta AP dan AFP pada Jumat (3/6/2011), pemadaman itu serentak dilakukan di sejumlah wilayah Suriah.
Sementara itu, dalam jangka waktu enam hari serangan terkini pemerintah, 15 orang tewas. Namun, kekejian ini terkesan tidak menyurutkan langkah pengunjuk rasa yang menuntut mundurnya Bashar.
Penggunaan kekerasan untuk meredakan unjuk rasa terjadi di kawasan Suriah bagian selatan. Lalu, beberapa daerah pertanian di negeri itu juga tak luput dari tindak kekerasan aparat keamanan Suriah tatkala menghalau pendemo.
Di Kota Rastan, pada Kamis (2/6/2011) penduduk yang sekarang menjadi pengungsi mengaku menyaksikan pasukan pemerintah membubarkan demonstran dengan kekerasan dan menangkap beberapa dari mereka. "Kami menjadi pengungsi di negara kami sendiri," kata penduduk Rastan yang mengaku terpaksa harus tidur di hutan untuk menghindari penangkapan.
Dukungan
Oposisi di Suriah, yang selama beberapa tahun terpecah karena perbedaan ideologi, melakukan koordinasi pada hari Kamis dan menuntut Assad untuk mundur dan meminta pemilu yang bebas, pada akhir konferensi yang digelar selama dua hari di Turki.
Murhaf Jouejati, ahli politik Suriah dari Universitas George Washington, mengatakan, konferensi itu merupakan upaya untuk menyatukan visi mereka tentang Suriah pascapemerintahan Assad. Namun, tuntutan yang dilontarkan oleh peserta yang sebagian besar merupakan warga Suriah yang berada dalam pengasingan kemungkinan tidak akan bergaung setelah konferensi usai. Apalagi Pemerintah Suriah terus melakukan tindakan kekerasan terhadap para demonstran yang menewaskan ribuan orang. Aktivis mengatakan, lebih dari 1.000 orang Suriah tewas dan lebih dari 10.000 orang ditahan.
Pemerintahan Assad mendapatkan sinyal dukungan dari Rusia sebagai sekutu dekatnya. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengeluarkan peringatan kepada pemrotes dengan mengatakan, upaya untuk menurunkan rezim Assad dengan kekuatan akan menghadapi konsekuensi yang besar.