Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Israel Kuliahi Obama

Kompas.com - 21/05/2011, 16:32 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com - Usulan Presiden Amerika Serikat Barack Obama bahwa perundingan perdamaian Timur Tengah bisa tercapai bila Israel mau kembali ke perbatasan sebelum Perang 1967 membuat jengkel Perdana Menteri Israel Benjamin Netahanyu. Menjadi tamu di Ruang Oval, kantor Obama di Gedung Putih, pada Jumat (20/5/2011), Netanyahu menolak mentah-mentah usulan itu.

Untuk menegaskan penolakannya, Netanyahu tak segan 'memberi kuliah' tentang sejarah perjuangan bangsa Israel pada orang nomor satu AS itu.

 

Netanyahu bersumpah Israel tidak akan kembali pada perbatasan 1967 dan mengajukan syarat-syarat yang tidak bisa ditawar untuk perundingan perdamaian Timur Tengah.

"Sementara Israel bersedia berkompromi untuk perdamaian, kami tidak mau kembali pada garis perbatasan 1967 karena garis-garis itu yang tidak bisa dinegosiasikan," kata Netanyahu yang menatap langsung Obama.

Pemimpin Israel itu berargumentasi, bila negara itu kembali ke garis perbatasan sebelum perang, ribuan warganya di Tepi Barat dan timur Yerusalem bakal kehilangan tempat tinggal.

Namun Netanyahu tidak menyebut ketentuan kedua yang diusulkan Obama, sebut saja sistem tukar guling antara Israel dengan Palestina, bakal mengubah garis perbatasan 1967 untuk memastikan dua negara yang berdampingan.

Sebelumnya, Kamis (19/5/2011), secara terbuka Obama menyatakan dukungan bagi negara Palestina masa depan berdasarkan perbatasan yang ada sebelum perang Timur Tengah 1967. Pada perang 44 tahun lalu itu ketika Israel merebut Tepi Barat, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan dan Semenanjung Sinai.

"Amerika Serikat (AS) percaya bahwa perundingan-perundingan harus menghasilkan dua negara, dengan perbatasan permanen Palestina dengan Israel, Jordania, dan Mesir, dan perbatasan permanen Israel dengan Palestina," kata Obama dalam bagian akhir pidato 45 menitnya terkait perubahan besar situasi politik dan sosial di Timur Tengah dan Afrika Utara.

"Kami percaya, perbatasan Israel dan Palestina harus didasarkan pada garis perbatasan tahun 1967 dengan kesepakatan pertukaran yang saling menguntungkan, sehingga batas-batas yang aman dan diakui ditetapkan bagi kedua negara," lanjut Obama.

"Sikap Netanyahu merupakan penolakan resmi atas prakarsa Presiden Obama, legitimasi internasional dan hukum internasional." jelas juru bicara Gedung Putih Jay Carney.

Sementara itu PM Palestina Mahmud Abbas meminta Obama agar mendesak Netanyahu  menerima negara Palestina berdasarkan pada perbatasan 1967.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com