Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Libya Bebaskan 4 Wartawan Asing

Kompas.com - 19/05/2011, 13:32 WIB

TRIPOLI, KOMPAS.com — Pemerintah Libya membebaskan empat wartawan asing. Sementara seorang wartawan yang dikabarkan hilang saat meliput di Suriah telah tiba di Qatar. Kelimanya dalam keadaan sehat.

Dua wartawan berkebangsaan Amerika Serikat, Clare Morgana Gillis dan James Foley, serta seorang wartawan Inggris, Nigel Chandler, dan fotografer Spanyol, Manuel Varela, muncul di sebuah hotel di Tripoli. Mereka ditahan Pemerintah Libya selama enam pekan.

Sebelumnya, wartawan keturunan Iran, Dorothy Parvaz, tiba di kantor stasiun televisi Al-Jazeera di Doha, Qatar. Perempuan berkebangsaan Amerika dan Kanada itu dibebaskan oleh Pemerintah Iran.

"Saya sudah berbicara dengan anak saya," kata Diane Foley, ibu James Foley, dari rumahnya di Rochester, New Hampshire. "Dia sehat dan sangat lega."

Menurut Diane Foley, hal pertama yang dikatakan putranya melalui telepon adalah, "Hai, Bu. Ini aku. Ini Jim. Aku sehat dan kami sedang di hotel."

Kepada sang ibu, Foley mengatakan dia dan ketiga temannya akan dibawa ke perbatasan dengan Tunisia pada Kamis (19/5/2011) pagi. Dari negara itu mereka dibawa ke luar Libya.

Gillis merupakan wartawan lepas untuk The Atlantic dan USA Today. Sementara Foley membuat laporan jurnalistik untuk kantor berita yang berpusat di Boston, GlobalPost dan Varela. Dia menggunakan nama samaran Manu Brabo.

Gillis dan Foley ditangkap pada 5 April lalu, tak jauh dari kota Brega, Libya. Sementara Chandler ditahan secara terpisah. Mereka dibebaskan setelah Pemerintah Libya menangguhkan hukuman satu tahun penjara karena memasuki sebuah negara secara ilegal.

Bos Gillis di The Atlantic, James Bennet, menyatakan pihaknya terus berkomunikasi dengan Pemerintah AS, media lain, dan beberapa pihak selama Gillis ditahan. "Kami sangat berterima kasih kepada para diplomat, warga AS, dan lainnya yang berperan dalam mengamankan pembebasan mereka," kata Bennet.

Wartawan Al-Jazeera, Dorothy Parvaz, hilang sesaat setelah tiba di Suriah pada 29 April. Dia bertugas meliput unjuk rasa antipemerintah yang terjadi di negara itu. Pada 4 Mei, pemerintah Damaskus menyatakan Parvaz sudah diekstradisi ke Iran.

Meskipun tidak mengalami kekerasan fisik selama ditahan di Suriah, Parvaz mengaku melihat pemeriksaan terhadap warga sipil.

"Pukulan yang saya dengar hampir sepanjang hari sangat kejam," katanya kepada Al-Jazeera. "Pada malam pertama saya ditahan, mata saya ditutup dan saya diborgol, lalu dibawa ke sebuah lapangan. Saya yakin itu untuk membuat saya takut. Saya juga mendengar dua interogasi dan pemukulan. Mereka itu anak-anak muda... dan dipukuli dengan sangat keras."

Namun, hingga kini belum ada kabar soal nasib fotografer Anton Hammerl yang hilang di Libya bersamaan waktunya dengan keempat jurnalis yang bebas itu. Lelaki warga negara Afrika Selatan dan Austria itu hilang sejak awal April setelah ditangkap tak jauh dari Brega.

Juru bicara Pemerintah Libya, Moussa Ibrahim, menegaskan tidak ada lagi wartawan yang ditahan. "Saat ini saya kira kami sudah membebaskan semua jurnalis. Kecuali beberapa orang yang kami tahan dalam dua hari terakhir dan saya sama sekali tidak tahu soal dia (Hammerl)," kata Moussa.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com