Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demonstrasi Besar-besaran di Yunani Terjadi Lagi

Kompas.com - 12/05/2011, 04:53 WIB

Athena, Rabu - Polisi antihuru-hara Yunani menggunakan gas air mata untuk membubarkan demonstran yang melempari polisi dengan batu dan bom molotov. Demonstrasi di Athena terjadi lagi, Rabu (11/5), menentang langkah penghematan pemerintah untuk menyelamatkan anggaran negara.

Bentrokan itu terjadi di tengah pemogokan sarana umum selama 24 jam. Layanan transportasi kereta, feri, dan penerbangan dihentikan selama empat jam. Dua maskapai penerbangan Yunani, Olympic dan Aegean, menunda atau membatalkan belasan penerbangan, padahal saat ini merupakan masa awal liburan.

Dalam bentrokan tersebut setidaknya tiga demonstran terluka dan lima lainnya ditahan polisi. Belasan pengunjuk rasa yang anarki merusak halte bus, membakar sampah, dan melempari jendela toko-toko.

Beberapa ribu orang yang berdemo meneriakkan, ”Menteri Keuangan, enyahlah dari planet ini.” Ada dua serikat pekerja besar yang turut serta dalam demonstrasi itu.

Unjuk rasa sebelumnya juga diwarnai kekerasan. Tiga pegawai bank tewas karena bangunan kantor mereka dibakar para demonstran, Mei lalu.

”Kami memprotes keras kebijakan yang tidak adil yang menambah pengangguran dan memangkas hak-hak pekerja,” ujar salah satu pemimpin serikat pekerja swasta Yunani, GSEE.

Sekitar 10.000 anggota serikat pekerja komunis mengadakan aksi protes damai. Mereka membawa spanduk bertuliskan, ”Kami menolak dan mengutuk langkah penghematan baru. Kami akan terus melawan.”

Serikat pekerja Yunani mengatakan, program penghematan dalam dua tahun terakhir ini telah menyebabkan tingkat pengangguran naik menjadi 15 persen.

”Hari-hari telah berlalu, pemerintah terus mendesak kelas pekerja dengan darah dan perjuangan sepanjang tahun ini,” ujar John Pavlidis, salah seorang pensiunan. Kelompok lain, sekitar 8.000 orang bergabung dalam dua kelompok berbeda di kota Thessaloniki.

Tim auditor

Demonstrasi itu berlangsung saat tim auditor Uni Eropa, Dana Moneter Internasional (IMF), dan Bank Sentral Eropa sedang berada di Athena. Tugas mereka mengaudit keuangan dan langkah reformasi di Yunani untuk menentukan apakah Yunani layak mendapat dana talangan lagi. Krisis utang Yunani semakin dalam dan semakin membuat pemerintah kesulitan. Pemerintahan yang kurang berhati-hati dan korupsi yang meluas membuat beban ekonomi semakin tinggi. Utang Yunani menumpuk lebih besar dibandingkan dengan produksi ekonomi tahunannya.

Yunani untuk sementara selamat dari ancaman gagal bayar utang-utangnya karena telah menerima dana talangan dari Uni Eropa dan IMF sebesar 110 miliar euro. Talangan tersebut akan dikucurkan antara tahun 2010 dan 2013.

Komisioner Urusan Ekonomi UE Olli Rehn, salah satu pejabat tinggi UE di balik pengucuran dana talangan ini, mengatakan, keputusan mengenai apakah pengucuran dana talangan tahap selanjutnya dilakukan tepat waktu atau akan tertunda beberapa pekan akan dinilai berdasarkan hasil audit gabungan itu.

Pemangkasan anggaran yang drastis dengan mengurangi tunjangan pensiun dan gaji dibarengi dengan kenaikan pajak dan penambahan umur pensiun.

Yunani memerlukan dukungan tambahan untuk memenuhi kebutuhan fiskalnya tahun depan karena biaya bunga obligasi yang ditanggung Yunani semakin lama semakin melambung. Meningkatnya biaya bunga ini mencerminkan para pemegang obligasi semakin tidak memercayai Yunani.

Parlemen diharapkan mengambil suara untuk menentukan langkah pemangkasan lanjutan pada bulan ini. Pemerintah Sosialis juga berkomitmen akan tetap ambisius tentang program privatisasi. Program penjualan aset-aset negara ini diharapkan dapat menghasilkan dana sebesar 50 miliar dollar AS dalam beberapa tahun ke depan.

Walaupun demikian, banyak janji-janji reformasi yang belum diimplementasikan. Sikap skeptis mengenai efisiensi pemerintah, baik di Yunani maupun di luar negeri, semakin meningkat.

(AP/AFP/joe)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com