Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perompakan "Bajak" Perdagangan Dunia

Kompas.com - 18/04/2011, 08:40 WIB

Aksi ini, antara lain, melibatkan puluhan kapal perang dari sekitar 28 negara untuk mengawal kapal dagang dan berpatroli di kawasan perairan lepas pantai Somalia. Namun, belakangan aksi perompakan terus meningkat.

Tidak adanya tindakan keras dan efektif atas para perompak membuat masa depan industri perkapalan semakin berat. SS Teo, Presiden Asosiasi Perkapalan Singapura, mengemukakan, aksi perompakan ini menimbulkan keprihatinan besar terhadap dunia perkapalan.

Teo yang juga Manajer Pelaksana Pacific International Lines, salah satu perusahaan perkapalan terkemuka Singapura, mengatakan, aksi perompakan ini membuat anak muda enggan bergabung dalam dunia perkapalan. Padahal, industri perkapalan ini memainkan peran sentral dalam perdagangan dunia.

20 persen berhasil

Sementara itu, pengamat industri maritim Saut Gurning menilai, keputusan untuk membebaskan awak MV Sinar Kudus dengan cara negosiasi adalah keputusan terbaik. Opsi militer sering kali tak menemui hasil dalam kasus perompakan.

"Hanya 20 persen operasi militer yang berhasil mencapai kesuksesan. Sisanya biasanya sandera dan pasukan militer meninggal hingga kapal dikaramkan," kata Saut, Minggu di Jakarta. Saut mengatakan, survei internasional itu membuktikan bahwa operasi militer bukan pilihan terbaik.

Pemerintah mengakui sudah mengirim dua kapal perang jenis fregat dan satu helikopter ke perairan Somalia untuk operasi pembebasan awak MV Sinar Kudus. Namun, pemerintah membatalkan rencana ini karena terlalu berisiko dan memilih membayar tebusan Rp 22,6 miliar.

Pembayaran tembusan sebelumnya juga dilakukan oleh Arab Saudi, Jerman, Yunani, Singapura, dan Korea Selatan. Sepanjang tahun 2010, tebusan yang dibayarkan sekitar 238 juta dollar AS, sekitar Rp 2,04 triliun.

Juru Bicara Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan mengatakan, pemerintah memikirkan opsi apa pun yang terbaik bagi warga negara Indonesia yang disandera.

"Untuk ke depan, kami telah menerbitkan maklumat pelayaran untuk mewaspadai Laut Merah sisi selatan, termasuk dengan koordinatnya," ujarnya. (PPG/RYO)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Terpopuler

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com