KAIRO, KOMPAS.com — Para tenaga kerja wanita Indonesia yang sebelumnya bekerja di Istana Presiden Mesir saat ini mengikuti keluarga Presiden terguling Hosni Mubarak. "Mereka (TKW) semua baik-baik saja karena ikut keluarga Presiden ke Sharm El Sheikh," kata Kepala Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Kairo Abdullah Muhammad di Kairo, Sabtu (16/4/2011).
Menurut Abdullah, sekitar sebulan yang lalu, dua TKW di keluarga Alaa Mubarak, salah satu putra Hosni Mubarak, datang ke KBRI untuk memperpanjang masa berlaku paspor mereka. "Kami tanya saat mereka datang ke KBRI, bagaimana keadaannya? Mereka jawab baik-baik saja dan bersedia mengikuti majikannya ke Sharm El Sheikh," ujarnya.
Setelah mengundurkan diri pada 11 Feberuari lalu, Mubarak dan keluarganya hengkang dari Istana Presiden di Kairo ke rumah pribadi mereka di Sharm El Sheikh, kota wisata tersohor di pesisir pantai Laut Merah, Semenanjung Sinai Selatan, sekitar 500 kilometer arah timur Kairo.
Mubarak dan kedua putranya, Alaa dan Gamal, telah ditahan oleh Kejaksaan Agung atas tuduhan korupsi dan penyalahgunaan wewenang. Mubarak sendiri saat ini menjalani pengobatan di salah satu rumah sakit di Sharm El Sheikh karena sakit dan direncanakan akan dipindahkan ke rumah sakit militer.
Menurut surat kabar Al Hayat, Jumat (15/4/2011), Mubarak dan istrinya, Suzanne, dilayani oleh seorang TKW asal Filipina.
Mubarak tumbang dari 30 tahun kekuasaannya setelah 18 hari aksi unjuk rasa hebat antipemerintah yang menelan korban lebih dari 650 orang tewas dan ribuan lagi cedera. Beberapa pejabat tinggi yang dekat dengan Mubarak, termasuk Menteri Dalam Negeri Habib Al Adly, telah lebih dulu ditahan untuk dimintai pertanggungjawaban menyangkut pembunuhan ratusan demonstran tersebut.