Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Perompak sampai ke Selatan India

Kompas.com - 15/04/2011, 08:33 WIB

Menurut Teo, karena tidak dipantau media massa, ada kesan pemilik kapal tidak memerhatikan nasib awak kapal. Kondisi ini membuat anak muda juga enggan menjadi awak kapal dagang. Begitu juga para pengguna jasa perkapalan. ”Padahal, nasib awak kapal menjadi perhatian utama,” ujar Teo.

Aksi perompakan yang kian brutal sehingga meminta korban jiwa dan jangkauan perompak yang semakin luas membuat Dewan Keamanan PBB dan Organisasi Maritim Internasional menyerukan aksi melawan para perompak.

Namun, kalangan industri perkapalan menghendaki dibentuk semacam pengadilan internasional atas perompak yang tertangkap. ”Tak ada yang bisa dilakukan terhadap perompak yang ditangkap. Mereka seharusnya dipenjarakan apabila terbukti bersalah di pengadilan tersebut,” ujar Teo.

Maraknya aksi perompakan di lepas pantai Somalia, bahkan di sebagian besar wilayah perairan di sisi barat Samudra Hindia, membuat perusahaan perkapalan enggan melayani jasa melintasi perairan itu. Menurut Teo, jika ada permintaan membawa barang ke wilayah itu, pemilik kapal akan meminta biaya angkut yang mahal.

Biaya mahal ini untuk menutupi premi asuransi yang juga mahal dan untuk membayar jasa pengawalan bersenjata di atas kapal ataupun pengawalan kapal perang. Ongkos jasa pengawalan bersenjata ini bisa mencapai 300.000 dollar AS atau sekitar Rp 2,8 miliar. Biaya ini jelas semakin menambah biaya angkut dan akhirnya dibebankan kepada konsumen akhir.

Aksi perompakan yang kian marak ini kini juga dialami kapal MV Sinar Kudus berbendera Indonesia. Sudah hampir sebulan perompak Somalia menyekap kapal dengan 20 awak kapal ini. Membayar tebusan hingga Rp 27 miliar bagi pembebasan kapal dan muatannya merupakan upaya terbaik demi keamanan semua pihak.

Hanya saja, memberikan tebusan semakin membuat perompak mendapat ”restu” untuk terus merompak sebagai sumber hidup mereka. Sebab, dalam empat tahun ini, sebagaimana disinyalir Teo, aksi mereka kian meningkat dan jangkauannya kian menjauh dari lepas pantai Somalia.

”Mereka kini sudah sampai ke selatan India. Boleh jadi mereka akan melintasi wilayah perairan Sri Lanka dan suatu ketika bisa sampai ke Selat Malaka,” ujar Teo.

Jadi, perlu langkah tegas, entah dari PBB atau siapa saja yang terganggu dengan aksi perompak ini. Aksi tegas ini diharapkan bisa membuat para perompak kapok! (Pieter P Gero)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com