Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Perompak sampai ke Selatan India

Kompas.com - 15/04/2011, 08:33 WIB

AKSI perompakan di perairan lepas pantai Somalia menjadi momok bagi industri perkapalan di dunia. ”Saat ini problema besar bagi industri perkapalan adalah perompakan,” ujar SS Teo, Presiden Asosiasi Perkapalan Singapura.

Teo, sebagaimana dikutip harian The Business Times, mengakui aksi para perompak Somalia ini sudah menggila. Aksi mereka praktis sudah menjangkau perairan Samudra Hindia, bahkan sampai mendekati ujung selatan jazirah India.

Aksi ini yang membuat jumlah korban yang diserang dan dirompak belakangan ini semakin banyak. Tahun 2010 saja tercatat 53 kapal dirompak dengan lebih dari 392 kapal lainnya sempat diserang. Mereka berhasil menyandera 1.181 pelaut dari berbagai negara.

Menurut Biro Maritim Internasional, jumlah pelaut yang disandera ini merupakan yang terbesar yang terjadi di laut. Tahun lalu para perompak membunuh delapan pelaut. Semuanya berlangsung di lepas pantai Somalia, negara yang praktis dalam dua dekade ini tanpa sebuah pemerintahan yang efektif.

Menurut Teo yang juga Direktur Pelaksana Pacific International Lines—sebuah perusahaan perkapalan terkemuka di Singapura—para perompak Somalia ini kian nekat dan brutal. Mereka bersenjata mesin dan dilengkapi peralatan canggih untuk bisa mendeteksi setiap kapal yang berada bukan saja di Teluk Aden, bahkan sebagian besar Samudra Hindia, termasuk di lepas pantai India.

Kian memprihatinkan bagi perusahaan perkapalan, ujar Teo, aksi perompakan itu sudah seperti lahan pekerjaan. Empat tahun lalu perompak Somalia ini hanya merompak kapal dagang. Kapal disekap beberapa bulan dan dilepas begitu mendapat uang tebusan bahkan hanya beberapa ribu dollar AS.

Namun, kini para perompak menjelajah ke seluruh kawasan Samudra Hindia dan merompak kapal apa pun jenisnya. ”Tanpa terkecuali, mereka juga menyandera kapal kecil atau kapal layar yang hanya membawa beberapa sanak keluarga,” ujar Teo.

Menjadi mahal

Teo mengaku dibuat stres akibat aksi perompakan. Pada Oktober 2009, salah satu kapal Pacific International Lines, Kota Wajar, dirompak di lepas pantai Somalia dan disekap selama 75 hari. ”Itu masa yang paling meletihkan,” ujarnya. Keprihatinan utama adalah nasib awak kapal.

Kalau aksi pembajakan pesawat terbang, perkembangan bisa diikuti karena mendapat liputan media massa, termasuk media televisi selama 24 jam. Anggota keluarga dari sekitar 20 awak kapal Kota Wajar terus gelisah dan waswas karena tidak bisa mengetahui kondisi keluarga mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com