Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khadafy Andalkan Penembak Jitu

Kompas.com - 14/04/2011, 14:58 WIB

KOMPAS.com — Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton membuat pernyataan tertulis terkait Libya. Menurutnya, pasukan pro-Khadafy melakukan kekejaman baru. "Khadafy menggunakan penembak jitu untuk menembak rakyat sipil yang sedang mencari bantuan pengobatan," kata Hillary sebagaimana warta AP dan AFP pada Kamis (14/4/2011).

Tak hanya itu. Menurut Hillary, Khadafy juga memerintahkan tentara bayaran menembaki rumah penduduk. "Pasukan koalisi di bawah NATO akan menghentikan cara-cara itu," katanya.

AS dan sekutunya memulai serangan udara pada 19 Maret lalu setelah Resolusi Dewan Keamanan PBB mengizinkan penggunaan segala cara untuk melindungi warga sipil dari pasukan Khadafy. Setelah sejumlah operasi awal digelar di bawah komando Amerika Serikat, sekarang NATO mengambil alih komando dari tangan Washington.

Menurut Clinton, Pemerintah Libya juga dilaporkan telah menghancurkan gudang makanan serta memutus pasokan air dan listrik ke kota Misrata yang dikuasai oleh pemberontak. "Ribuan warga sipil terpaksa keluar dari rumah mereka karena serangan tank dan artileri," katanya.

"Di bawah komando dan pengawasan NATO, pasukan koalisi menjalankan mandat resolusi UNSC 1973 ( Resolusi Dewan Keamanan) untuk melindungi rakyat sipil tidak berdosa di Libya," ujar Clinton.

"Komunitas internasional akan terus berseru dalam satu suara untuk mendukung proses transisi ke masa depan yang lebih cerah untuk rakyat Libya," katanya lagi.

Sementara itu, Departemen Pertahanan AS menyatakan bahwa pesawat jet AS juga telah ikut serta dalam operasi udara di Libya. Pengakuan ini muncul dua minggu setelah Presiden AS Barrack Obama menyatakan bahwa militer AS akan mengambil peran pembantu dalam operasi NATO di Libya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com