KOMPAS.com — Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton membuat pernyataan tertulis terkait Libya. Menurutnya, pasukan pro-Khadafy melakukan kekejaman baru. "Khadafy menggunakan penembak jitu untuk menembak rakyat sipil yang sedang mencari bantuan pengobatan," kata Hillary sebagaimana warta AP dan AFP pada Kamis (14/4/2011).
Tak hanya itu. Menurut Hillary, Khadafy juga memerintahkan tentara bayaran menembaki rumah penduduk. "Pasukan koalisi di bawah NATO akan menghentikan cara-cara itu," katanya.
AS dan sekutunya memulai serangan udara pada 19 Maret lalu setelah Resolusi Dewan Keamanan PBB mengizinkan penggunaan segala cara untuk melindungi warga sipil dari pasukan Khadafy. Setelah sejumlah operasi awal digelar di bawah komando Amerika Serikat, sekarang NATO mengambil alih komando dari tangan Washington.
Menurut Clinton, Pemerintah Libya juga dilaporkan telah menghancurkan gudang makanan serta memutus pasokan air dan listrik ke kota Misrata yang dikuasai oleh pemberontak. "Ribuan warga sipil terpaksa keluar dari rumah mereka karena serangan tank dan artileri," katanya.
"Di bawah komando dan pengawasan NATO, pasukan koalisi menjalankan mandat resolusi UNSC 1973 ( Resolusi Dewan Keamanan) untuk melindungi rakyat sipil tidak berdosa di Libya," ujar Clinton.
"Komunitas internasional akan terus berseru dalam satu suara untuk mendukung proses transisi ke masa depan yang lebih cerah untuk rakyat Libya," katanya lagi.