Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abdullah Saleh Harus Hengkang

Kompas.com - 07/04/2011, 04:08 WIB

Namun, lanjutnya, para pemuda revolusioner itu akan menerima tawaran GCC jika mengandung peralihan kekuasaan secara cepat di Yaman.

Juru bicara komite persiapan dialog nasional, Mohamed Sobri, mengatakan, tawaran dialog oleh GCC itu tidak substansial dan sekadar menunjukkan niat baik dari GCC.

Menurut dia, sekarang bukan lagi masanya menunjukkan niat baik di Yaman karena waktu yang tersisa hanya dimanfaatkan rezim Abdullah Saleh untuk membunuh dan menyiksa rakyatnya.

”Aksi pembunuhan yang terjadi di Sana’a, Taiz, dan Hodayda membuat upaya mediasi atau dialog tidak bermanfaat lagi,” ujar Sobri.

Mantan PM Yaman Haidar Abu Bakar Alatas dalam wawancara dengan stasiun televisi Al Arabiya mengatakan, Presiden Abdullah Saleh harus mundur.

Ia menegaskan, jika Presiden Abdullah Saleh ingin mundur secara terhormat, lakukan sekarang daripada memilih jalan gelap seperti dilakukan Moammar Khadafy saat ini di Libya.

Aktivis Yaman, Farida Hassan, kepada harian Asharq Al Awsat mengatakan, rezim Abdullah Saleh sudah di ambang keambrukan setelah AS mendorong terjadinya peralihan kekuasaan di Yaman.

”Rezim-rezim Arab lebih takut kepada AS daripada rakyatnya. Buktinya, Presiden Abdullah Saleh langsung minta maaf kepada AS ketika menuduh revolusi Arab diatur dari AS dan Israel. Namun, Abdullah Saleh tidak pernah minta maaf kepada rakyatnya,” ujar Farida Hassan.

Adapun Pemerintah Yaman menyambut positif tawaran GCC, khususnya Arab Saudi, untuk menggelar dialog dalam upaya mencari solusi damai di Yaman. ”Pemerintah Yaman selalu berusaha memilih jalan dialog untuk menyelesaikan masalah dan sama sekali menjauhi aksi kekerasan, anarkisme dan perusakan,” ujar seorang pejabat Yaman.

(mth)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com