Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gbagbo "Lempar Handuk"

Kompas.com - 06/04/2011, 03:20 WIB

Abijan, Selasa - Pasukan yang setia kepada pemimpin Pantai Gading yang diakui dunia internasional, Alassane Ouattara, melancarkan serangan besar ke Istana Kepresidenan di Abijan, Selasa (5/4). Mereka menegaskan tekad untuk mengusir Laurent Gbagbo. Setelah pertempuran tersengit terjadi, pasukan Gbagbo berhenti melawan. Kubu Gbagbo menyatakan siap berunding.

Sebelum kesediaan berunding itu dinyatakan, sejumlah helikopter tempur PBB dan Perancis turut membakar pangkalan militer kubu Gbagbo. Ini adalah buntut dari kisruh politik setelah Gbagbo melawan tekanan internasional untuk menyerahkan jabatan presiden setelah hasil pemilu November 2010 keluar.

Pemilu itu dimenangi Ouattara. Lebih dari 1.500 orang tewas sejak krisis politik merebak. Jumlah korban sebenarnya kemungkinan jauh lebih besar. Gbagbo menolak hasil pemilu dengan mengatakan ada kecurangan dan menuduh PBB berat sebelah terhadap Ouattara.

Aksi baku tembak terdengar mulai Senin lalu sampai Selasa pagi dari arah istana di ibu kota niaga Abijan. Ini merupakan pertempuran paling sengit sejak tentara pendukung Ouattara memasuki kota itu lima hari lalu.

Bunyi tembakan dan ledakan juga terdengar di dekat kediaman resmi Gbagbo di kawasan Cocody, Selasa dini hari. Hal serupa terjadi di Adjame, lokasi pangkalan militer terbesar Gbagbo.

”Kami melewatkan sepanjang malam dengan posisi tiarap di lantai rumah dengan tangan menutupi telinga karena bunyi bising,” kata Jacques Djoble, warga Cocody.

Pasukan penjaga perdamaian PBB di Pantai Gading, yang didukung militer Perancis, turut menyerang markas persenjataan Gbagbo dengan serangan helikopter tempur. Serangan-serangan berpusat di pangkalan-pangkalan militer di Adjame. ”Sasaran lain adalah lokasi peluncuran roket di dekat kediaman Gbagbo di Cocody,” kata Kepala Pasukan Penjaga Perdamaian PBB Alain Le Roy.

Seorang jubir pemerintahan Ouattara, Senin, mengatakan, pasukannya—yang berada di kota itu sejak Kamis pekan lalu—telah menguasai kediaman Gbagbo.

Siap mundur

Setelah pertempuran sengit itu, pasukan Gbagbo diberitakan kalah telak. Keluarga Gbagbo tersudut di bungker di bawah rumahnya. Setelah itu tak ada lagi perlawanan dari pasukannya.

Kemudian muncul berita dari kubu Gbagbo soal kesediaan bernegosiasi untuk pengunduran dirinya. Menteri Luar Negeri Perancis Alain Juppe di Paris, Selasa, mengatakan, Gbagbo sedang dalam pembicaraan untuk turun dari kekuasaan. ”Saya memberikan perhatian soal perkembangan itu,” katanya.

Juppe menambahkan, seandainya Gbagbo siap mengundurkan diri, Perancis akan dengan senang hati menjembatani.

Menlu Pantai Gading, untuk pemerintahan Gbagbo, Alcide Djedje mengatakan, dia sedang merundingkan gencatan senjata setelah pertempuran sengit berlangsung selama lima terakhir. ”Saya sedang berada di Kedutaan Besar Perancis untuk membahas gencatan senjata,” kata Djedje kepada Radio France International.

Menteri Pertahanan Perancis Gerard Longuet mengatakan, krisis bisa diakhiri dalam hitungan jam.

Presiden Perancis Nicolas Sarkozy juga sudah bicara dua kali dengan Ouattara pada hari Selasa untuk menegaskan dukungan.

Pertempuran di negara penghasil biji cokelat yang terletak di Afrika Barat itu turut mendorong harga kakao turun pada perdagangan hari Selasa. Pasar ingin agar kekuasaan Gbagbo segera diakhiri sehingga ekspor kakao bisa segera dipulihkan.

Pemerintah Perancis, yang berulang kali mengimbau Gbagbo agar mundur, menyatakan, perannya dalam serangan helikopter ke pangkalan militer Gbagbo dapat dibenarkan.

Beberapa ribu tentara pro-Ouattara memasuki Abijan dari arah utara hari Senin. Ini dilakukan dalam rangka melakukan ”serangan akhir” terhadap Gbagbo agar bersedia mengundurkan diri. (Reuters/AFP/AP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com