Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chavez dan China Kecam Serangan

Kompas.com - 22/03/2011, 04:28 WIB

Caracas, Senin - Suara-suara mengecam serangan udara ke Libya terdengar dari beberapa negara Amerika Latin dan China. Surat kabar-surat kabar resmi China hari Senin (21/3) melanjutkan kritik Beijing terhadap serangan Barat itu. Sekelompok demonstran pro-Moammar Khadafy menghalangi jalan bagi Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon di Alun-alun Tahrir, Kairo, Mesir.

Presiden Venezuela Hugo Chavez mengecam apa yang disebutnya sebagai ”pengeboman tanpa pandang bulu” oleh Amerika Serikat dan sekutunya di Libya, Minggu di Caracas. Dia mengatakan, serangan itu tidak pada tempatnya dan hanya akan menyebabkan lebih banyak pertumpahan darah.

Incar minyak

Chavez mengatakan, AS sedang mengincar minyak Libya. Dia memperingatkan Presiden Barack Obama untuk tidak mencoba melakukan intervensi serupa di negara Amerika Selatan itu. ”Dengan Venezuela, jangan pernah berpikir mengenai itu, Tuan Obama,” ujarnya.

Chavez mempunyai hubungan dengan Khadafy. Dia menuntut serangan udara dihentikan dan menyatakan serangan itu telah menewaskan 48 orang, seperti dikatakan Pemerintah Libya.

”Korban warga sipil kini bermunculan karena beberapa bom diluncurkan dari laut dan bom-bom itu jatuh di mana saja,” kata Chavez dalam program radio-televisi mingguannya.

Di Washington DC, Pentagon mengatakan tidak ada laporan korban warga sipil dalam serangan udara itu.

”Libya dalam serangan penjajah. Ini tak bisa dibenarkan,” kata Chavez.

”Pengeboman tanpa pandang bulu,” katanya. ”Siapa yang memberi hak kepada negara-negara itu? Baik AS, Perancis, Inggris, maupun negara lain tidak punya hak untuk menjatuhkan bom.”

Presiden Venezuela dan beberapa pemimpin Amerika Latin lainnya yang mempunyai hubungan baik dengan Khadafy menentang keras intervensi militer di Libya.

Hari Sabtu lalu, para delegasi di sebuah pertemuan di Bolivia dari kelompok ALBA, yang condong kiri, mengecam serangan udara oleh AS dan sekutunya. Anggota kelompok itu termasuk Venezuela dan tujuh negara Karibia serta negara-negara lain di Amerika Latin.

Kritik Chavez juga disuarakan oleh beberapa negara non-ALBA, termasuk Paraguay. Presiden Paraguay Fernando Lugo mengatakan, ”Saya menyesalkan bahwa PBB telah melegitimasi serangan-serangan itu.”

Surat kabar-surat kabar resmi China melanjutkan kritik Beijing terhadap serangan udara Barat ke Libya dengan menuduh negara-negara pendukung serangan melanggar peraturan internasional dan menghendaki kerusuhan baru di Timur Tengah.

Kecaman terkeras China terhadap serangan ke Libya itu muncul di Harian Rakyat, corong Partai Komunis yang berkuasa. Kritik itu memperlihatkan bahwa konflik tersebut bisa menjadi titik pertikaian baru antara Beijing dan Washington.

Harian itu menuduh AS dan sekutunya melanggar peraturan internasional. Namun, China tidak menghalangi keputusan Dewan Keamanan PBB pekan lalu yang menyetujui serangan udara itu.

Sementara itu, dari Kairo dikabarkan sekitar 50 demonstran pro-Khadafy menghalangi jalan Ban Ki-moon seusai menghadiri pertemuan dengan pemimpin Liga Arab di markas besar organisasi itu di Kairo.

Ban baru meninggalkan markas Liga Arab itu ketika sekitar 50 demonstran mengelilingi dia dan petugas keamanan. Para demonstran membawa gambar Khadafy dan spanduk yang mengkritik AS dan PBB. Mereka menghalangi Ban saat meninggalkan gedung tersebut. Polisi dan tentara ikut campur.

Ban masuk kembali ke dalam gedung dan keluar melalui jalan lain. (AP/Reuters/AFP/DI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com