Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman Nuklir Naik ke Level 5

Kompas.com - 19/03/2011, 02:28 WIB

Air di kolam penampung bahan bakar bekas di reaktor Unit 3 dan 4 dilaporkan telah habis. ”Prioritas kami ialah mengatasi problem di Unit 3,” kata Sekretaris Kabinet Yukio Edano. Ia menambahkan, Jepang minta bantuan AS untuk ikut mengatasi krisis agar tak berdampak luas.

Jika semua upaya itu tak berhasil, Tepco berencana menimbun ketiga reaktor dengan pasir dan beton. Meski demikian, tetap ada kekhawatiran akan mengganggu lingkungan sekitarnya.

Memantau

Dokter spesialis dari seluruh Jepang didatangkan ke Fukushima untuk memantau efek radiasi terhadap masyarakat dan petugas di sekitar lokasi. Pemerintah Prefektur Nagasaki, yang berjarak lebih dari 1.600 kilometer dari pusat bencana, mengirimkan sedikitnya tiga tim medis sehari setelah letusan pertama terjadi, Sabtu lalu.

Sekolah Kedokteran Universitas Nagasaki, yang berpengalaman puluhan tahun menangani korban bom atom, mengirimkan sedikitnya tiga dokter spesialis.

Seiring makin parahnya situasi di Fukushima, makin banyak pakar yang dikirimkan Universitas Nagasaki, termasuk dua profesor pakar penyakit radiasi, yakni Noboru Takamura dari Departemen Epidemiologi Radiasi dan Shunichi Yamashita, Ketua Sekolah Pascasarjana Ilmu Biomedis Universitas Nagasaki.

”Prefektur Fukushima secara khusus minta Universitas Nagasaki mengirimkan Prof Yamashita, yang kaya pengalaman menangani masalah ini pascabencana Chernobyl,” papar Mitsuko Kurisu, juru bicara Departemen Kesejahteraan dan Kesehatan Pemerintah Prefektur Nagasaki di Nagasaki, Jumat.

Selain dari Nagasaki, tim medis dari pusat penelitian penyakit radiasi dari kota lain, seperti Hiroshima dan Tokyo, juga dikirimkan ke Fukushima.

Japan Atomic Industrial Forum (JAIF), lembaga independen yang memantau pemanfaatan energi nuklir di Jepang, mengkhawatirkan lapisan pelindung (CV) reaktor Unit 2 dan 3 rusak. Reaktor di PLTN Fukushima Daiichi memiliki tiga lapis pelindung, yakni lapisan bertekanan (RPV), CV, dan sungkup beton pelindung reaktor.

Meski kondisi sedemikian mengkhawatirkan, Institut Proteksi Radiologi dan Keselamatan Nuklir Perancis (IRSN) memperkirakan, kebocoran radiasi tidak akan berpengaruh terhadap kesehatan warga Tokyo, yang terletak 250 km di tenggara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com